REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Tentara Libya mengatakan, bahwa pesawat kargo buatan Rusia telah sampai ke negara itu dan memasok pengiriman senjata militer baru kepada pasukan yang setia kepada panglima perang Khalifa Haftar, Ahad (2/8) waktu setempat. Hal ini menimbulkan ketegangan baru antara dua pihak yang bertikai di negara tersebut
Berbicara kepada kantor berita Anadolu Agency yang dikutip laman Hurriyet Daily News, Senin, juru bicara Unit Operasi Bersama Sirte-Jufra, Jenderal Abdulhadi Dirah mengatakan bahwa pesawat jenis Ilyushin melakukan lima penerbangan yang membawa amunisi militer ke Provinsi Sirte dan Jufra pada Sabtu (1/8) waktu setempat. Selain itu, pesawat juga mengangkut tentara pemerintahan Suriah Bashar al-Assad.
"Dengan mengangkut tentara rezim Bashar al-Assad, dua penerbangan dilakukan dari Suriah ke Benghazi, kota terbesar kedua di Libya, yang merupakan basis pasukan Haftar," kata Dirah.
Libya telah menghadapi gejolak akibat perang saudara sejak kematian penguasa Muamar Qadafi pada 2011. Di bawah perjanjian yang dipimpin PBB, pemerintah baru Libya didirikan pada 2015, namun demikian upaya untuk penyelesaian politik jangka panjang gagal karena serangan militer oleh pasukan panglima perang Khalifa Haftar.
PBB mengakui Pemerintah Libya yang dipimpin oleh Perdana Menteri Fayez al-Sarraj sebagai otoritas sah negara itu. Pusaran negara-negara lain dalam konflik di Libya pun terlihat. Turki terus mendukung pemerintah yang diakui secara internasional, sementara Haftar didukung oleh Rusia, Prancis, Mesir dan Uni Emirat Arab.