Selasa 04 Aug 2020 16:28 WIB

Infantino akan Hormati Keputusan Komite Etik FIFA

Sang Presiden FIFA tengah diselidiki jaksa khusus Swiss.

Rep: Hartifiany Praisra/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Gianni Infantino.
Foto: EPA-EFE/YURI KOCHETKOV
Gianni Infantino.

REPUBLIKA.CO.ID, LAUSANNE -- Presiden FIFA, Gianni Infantino akan menghormati keputusan apapun dari Komite Etik. Badan sepak bola dunia menjamin hal itu usai otoritas Swiss membuka proses pidana melawan Infantino pada pekan lalu.

Jaksa penuntut khusus Swiss telah merilis proses terhadap Infantino. Ini sebagai bagian dari penyelidikan dugaan kolusi dengan jaksa agung Swiss, Michael Lauber. Keduanya membantah melakukan kesalahan.

"Saya tidak ragu bahwa Gianni Infantino akan menghormati segala keputusan apapun yang dibuat oleh komite etika. Kita tidak melihat bukti adanya perilaku kriminal atau tidak etis," kata wakil sekretaris jenderal FIFA, Alasdair Bell dilansir dari laman The News, Selasa (4/8).

Pada Ahad (2/8) lalu, FIFA menegaskan Infantino akan tetap menjalankan tugasnya sebagai presiden dan mengecam penyelidikan Swiss. Sehari kemudian, tidak ada indikasi apapun bahwa komite etik telah menghasut proses Infantino.

"Komite etik harus sampai pada kesimpulannya sendiri. Dalam setiap kasus perlu diuji, jika ada sesuatu yang serius, ada kasus untuk penskoran," kata Bell. 

Infantino sendiri tidak hadir pada pertemuan yang dilakukan secara virtual itu. Bell pun menyebut bahwa Infantino akan berbicara untuk membersihkan namanya.

"FIFA dan Gianni Infantino tak memiliki apapun untuk disembunyikan, kami ingin transparan. Tidak ada dasar faktual untuk prosedur kriminal ini," katanya.

Infantino dan Lauber disebut pernah mengadakan serangkaian pertemuan pada tahun 2016 dan 2017. Dua pertemuan itu diungkap pada 2018 oleh Football Leaks, investigasi dari beberapa organisasi berita eropa.

Dalam pernyataannya, pihak berwenang Swiss, melalui jaksa penuntut umumnya menyebut bahwa ada indikasi tindakan kriminal dari pertemuan antara Infantino, Lauber dan pejabat lainnya, Rinaldo Arnold.

"Ini menyangkut penyalahgunaan jabatan publik, pelanggaran kerahasiaan resmi, membantu pelaku dan hasutan untuk tindakan-tindakan ini," katanya.

Lauber sendiri telah menawarkan pengunduran diri pada 24 Juli sebagai pertanggungjawabannya atas penyelidikan Swiss terhadap skandal korupsi yang pernah meledak pada 2015 lalu. Dia terpaksa mengundurkan diri dari penyelidikan pada Juni 2019, menyusul pengungkapan media bahwa dia melakukan pertemuan dengan Infantino selama penyelidikan.

Swiss mengejar sejumlah kasus sejak penggerebekan di sebuah hotel mewah di Zurich pada Mei 2015 lalu. Dimana beberapa eksekutif FIFA berujung pada perilisan kasus korupsi terbesar dalam sepak bola dunia. Secara total, sudah ada 20 kasus proses FIFA telah dibuka di Swiss selama lima tahun terakhir dengan tuduhan korupsi, pembelian suara dan tuduhan pemberian kontrak hak siar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement