REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaitan antara kebersihan lingkungan dan upaya pemeliharaan kesehatan sudah menjadi perhatian utama para ilmuwan serta dokter Muslim abad pertengahan. Aspek lingkungan tidak bisa dilepaskan dari bidang kesehatan masyarakat. Sejumlah karya dan literatur medis dari peradaban Islam banyak menyinggung kedua aspek ini.
Para ilmuwan dan dokter Muslim menandai problem ini dari karya-karya Yunani kuno, terutama tulisan Galen dan Hipokrates, yang diterjemahkan pada abad ke-9. Lingkungan yang tidak bersih sangat berpengaruh terhadap kesehatan tubuh. Yakni, mudahnya timbul bibit penyakit yang menjangkiti manusia.
Salim T al Hasan menjelaskan lewat tulisannya, Environment Tradition in Muslim Heritage, bahwa dokter Muslim menyadari menjaga kesehatan lebih utama daripada mengobati penyakit. Tapi, kesehatan lingkungan turut menentukan. Mereka menginginkan tumbuh kesadaran di masyarakat sehingga tercipta kualitas kehidupan yang lebih baik.
Beberapa bahasan diulas, antara lain, polusi udara, kebersihan lingkungan di kota-kota besar di dunia Islam, pencegahan polusi udara dan air, pemeriksaan kesehatan, dan dampak cuaca bagi kesehatan. Salah satu tokoh penting yang berbicara tentang lingkungan dan kesehatan adalah al-Kindi.
Ilmuwan dan filsuf asal Kufah ini telah menuliskan sejumlah literatur medis menyangkut polusi air dan udara. Dia juga mengungkap berbagai cara penyembuhan penyakit akibat polusi. Persoalan lain yang diulas, yakni metode menjaga kesehatan bagi para pengembara dan jamaah haji.
Al-Razi juga memberi penekanan khusus terhadap kualitas lingkungan hidup. Ia percaya menjaga kesehatan akan sulit diwujudkan bila tidak ditunjang kondisi lingkungan yang bersih dan terawat. Pemikirannya itu tertera dalam kitab Risala fi 'Imiyah. Kontribusi lainnya berasal dari Ibnu al-Jazar, ilmuwan asal Suriah.
Ia mengaitkan dua disiplin ilmu sekaligus, yakni medis dan geografi. Al-Jazar meneliti kebersihan lingkungan di sejumlah kota utama. Menjaga kualitas lingkungan, menurutnya, adalah bagian dari tindakan preventif. Sementara Kairo, Mesir, menjadi sasaran studi dan survei kesehatan yang dilakukan Ali ibnu Ridwan.
Penelitian diarahkan pada sumber pencemar air bersih, temperatur udara, sebab-sebab epidemi, upaya peningkatan kualitas lingkungan, makanan dan minuman, serta banyak lagi. Langkah serupa dikerjakan oleh ibn Jumay di Kota Alexandria. Hasil telaahannya diurai pada buku berjudul Tab'al Iskandariya.
Karyanya itu merupakan pedoman kesehatan bagi penduduk kota tersebut selama bertahun-tahun. Sebuah karya dari Abu Faraj Ya'qub ibnu al-Quff, yakni Jami al Gharadh fi hidz al Sihha wa daf'al Maradh, dipandang para ilmuwan Barat sebagai literatur bidang kesehatan lingkungan dan masyarakat yang paling komprehensif.
Di dalamnya, berisi tema-tema terkait polusi lingkungan, epidemi penyakit, diet, serta memelihara kesehatan.