REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana Rp 11 triliun dari lelang lima seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 39,76 triliun. Hasil lelang sukuk ini melebihi target indikatif Rp 8 triliun.
Keterangan pers dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Selasa (4/8), menyebutkan jumlah dimenangkan untuk seri SPNS05022021 sebesar Rp 0,95 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 3,48411 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 5 Februari 2021 ini mencapai Rp 1,51 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 3,46 persen dan tertinggi 3,68 persen.
Jumlah dimenangkan untuk seri PBS027 sebesar Rp 2,65 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,1394 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini mencapai Rp 12,62 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 5,12 persen dan tertinggi 5,5 persen.
Untuk seri PBS026, jumlah dimenangkan mencapai Rp 2,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,8125 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2024 ini mencapai Rp 9,51 triliun, dengan imbal hasil terendah masuk 5,81 persen dan tertinggi 6,21 persen.
Untuk seri PBS028, jumlah dimenangkan mencapai Rp 5 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,71614 persen. Penawaran masuk untuk seri SBSN yang jatuh tempo pada 15 Oktober 2046 ini mencapai Rp 9,67 triliun dengan imbal hasil terendah masuk 7,68 persen dan tertinggi 7,9 persen.
Pemerintah tidak memenangkan penawaran yang masuk untuk PBS025 sebesar Rp 6,4 triliun, karena lelang sudah memenuhi target.
Sebelumnya, pada Selasa (21/7), pemerintah juga menyerap dana Rp 11 triliun dari lelang lima seri sukuk negara dengan total penawaran yang masuk sebesar Rp 40,2 triliun.