Selasa 04 Aug 2020 17:23 WIB

Pemkab Semarang Beri Pendampingan Kesehatan 16 Ribu Santri

Selain pendampingan kesehatan, para santri juga dibekali masker dan vitamin

Rep: bowo pribadi/ Red: Hiru Muhammad
Ilustrasi.Tenaga pengajar melakukan registrasi pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Rabu (29/7). Dinas Kesehatan Sleman mengambil sampel tes SWAB untuk 100 tenaga pengajar di Ponpes Sunan Pandanaran. Dan ini diutamakan untuk tenaga pengajar yang berasal dari luar Jogja.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Ilustrasi.Tenaga pengajar melakukan registrasi pengambilan sampel tes usap/ SWAB di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sleman, Yogyakarta, Rabu (29/7). Dinas Kesehatan Sleman mengambil sampel tes SWAB untuk 100 tenaga pengajar di Ponpes Sunan Pandanaran. Dan ini diutamakan untuk tenaga pengajar yang berasal dari luar Jogja.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Semarang memberikan pendampingan kesehatan terhadap para santri yang mondok di berbagai pesantren yang ada di wilayah Kabupaten Semarang.

Langkah ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19, di lingkungan pondok pesantren yang ada di daerahnya, sekaligus untuk memastikan para santri tetap sehat selama berada di lingkungan pondok.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Semarang, Ani Raharjo mengatakan, langkah pendampingan kepada para santri ini dilakukan dengan melibatkan petugas kesehatan di masing- masing puskesmas.

“Berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Kabupaten Semarang, ada sekitar 16 ribu santri yang menjadi sasaran pendampingan kesehatan ini,” katanya Selasa (4/8).

Menurut Ani, ke-16 ribu santri tersebut tersebar di ratusan pondok pesantren yang ada di 19 kecamatan, di wilayah Kabupaten Semarang. Sejak mereka kembali ke pondok pesantren untuk memulai kalender pendidikan yang baru –bulan Juli lalu--telah mendapatkan pendampingan kesehatan dari tenaga kesehatan puskesmas terdekat.

Selain pendampingan kesehatan, para santri juga diberikan bantuan masker serta vitamin guna meningkatkan imunitas. Pemkab Semarang harus memastikan, para santri dalam keadaan sehat saat belajar dan berada di lingkungan pesantren.

Pemberian vitamin tersebut dilakukan selama dua pekan berturut- turut guna meningkatkan imunitas para santri setelah menjalani libur panjang di tempat tinggal atau tempat asal masing- masing.

Sebab adaptasi dari daerah asal ke lingkungan pondok memerlukan dukungan kekebalan tubuh yang baik agar tidak gampang terserang virus.

Maka asupan vitamin sangat penting bagi para santri. “Kita ingin, langkah- langkah antisipasi ini penting untuk melindungi para santri dari risiko penyebaran Covid-19, selama mereka mondok,” lanjutnya.

Ani menambahkan, selama ini seluruh pondok pesantren di Kabupaten Semarang sudah melaksanakan usaha kesehatan pondok pesantren (Ukestren) yang juga mendapatkan pendampingan dari puskesmas terdekat.

Oleh karena itu, Pemkab Semarang –melalui Dinkes—juga tetap maksimalkan program- program Ukestren guna mendukung langkah- langkah pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.

Dinkes juga memberikan bantuan sabun cuci tangan kepada pengasuh pondok. Penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 juga terus digalakkan.

Bahkan Pondok pesantren juga sudah menyiapkan ruangan isolasi bagi santri yang mengalami demam dan batuk. “Sehingga saat mereka ada yang sakit, tidak akan bercampur dengan santri lain yang sehat,” lanjutnya.

Bupati Semarang, H Mundjirin menambahkan, guna melindungi aktivitas pondok dari risiko penyebaran Covid-19, telah meminta para santri dan pengasuh pondok pesantren untuk  mematuhi protokol kesehatan pencegahan.

Hal ini dimaksudkan agar lingkungan pondok pesantren tidak menjadi klaster baru penyebaran virus Corona tersebut. “Jangan sampai ada klaster penyebaran baru di pondok pesantren, maka disiplin dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan manjadi sangat penting,” katanya.

Pemkab Semarang, lanjut bupati, juga berkepantingan untuk melindungi dan menjamin keamanan para santri dari penyebaran pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi di mana- mana.

Untuk itu penting bagi warga pondok untuk mengikuti apapun petunjuk serta saran dari Pemerintah guna menghindari terjadinya penularan Covid-19. “Sebab semua berlaku sama, tidak hanya di lingkungan pondok, lingkungan pendidikan formal, perkantoran, pasar pun juga demikian,” kata Mundjirin.

Pengasuh Pondok Pesantren Amal Sholeh, Shohibul Makmun mengungkapkan, saat ini sebanyak 123 santri di pondoknya telah menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum mereka kembali mondok.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement