Selasa 04 Aug 2020 17:31 WIB

Hingga Juli, Kasus DBD di Sukabumi 538 Kasus

Sejak Januari hingga Juli 2020 tercatat tiga orang warga meninggal akibat DBD.

Rep: riga nurul iman/ Red: Hiru Muhammad
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meninjau gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi Kamis (24/1). Langkah tersebut untuk menekan kasus DBD yang naik di awal tahun.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meninjau gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di Kelurahan Sindangsari Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi Kamis (24/1). Langkah tersebut untuk menekan kasus DBD yang naik di awal tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sepanjang Januari hingga Juli 2020 tercatat sebanyak 538 kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Sukabumi. Jumlah kasus ini berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi.

"Selama tujuh bulan terakhir kasus DBD bertambah banyak jadi 538 kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Lulis Delawati kepada Republika, Selasa (4/8). Di mana kasus DBD terbanyak terjadi pada rentang waktu April 2020 sebanyak 129 kasus.

Selain itu tertinggi kedua pada Maret sebanyak 111 kasus dan Januari sebanyak 82 kasus. Selanjutnya pada Februari 70 kasus, Mei 61 kasus, Juni 55 kasus, dan Juli sebanyak 28 kasus.

Selain itu ungkap Lulis, dalam rentang waktu itu juga ada penambahan kasus demam dengue (DD) menjadi sebanyak 339 orang. Sementara kasus dengue syok syndrom (DSS) mencapai sebanyak 24 kasus.

Menurut Lulis, kasus DD dan DSS tertinggi juga terjadi pada April 2020. Di mana kasus DD sebanyak 123 kasus dan DD sebanyak 9 kasus.

Lulis menerangkan, pada Januari hingga Juli 2020 tercatat tiga orang warga meninggal akibat DBD. Hal ini menunjukkan warga harus tetap mewaspadai penyebaran penyakit DBD.

Di antaranya lanjut Lulis, dengan melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus. Gerakan itu yakni menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum. Selain itu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan toren air.

Selanjutnya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah.

Di sisi lain upaya lainnya atau plus seperti menaburkan bubuk abate pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan. Upaya lainnya yang harus dilakukan adalah membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di tengah masyarakat.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi meminta warga tetap mewaspadai penyebaran penyakit DBD di tengah pandemi Corona. Sebab dikhawatirkan kasusnya mengalami kenaikan.

Sehingga pemkot meminta warga menggalakan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di lingkungannya masing-masing. Sebab nyamuk berkembang biak di genangan air dan harus jadi perhatian.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement