REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan, pemerintah telah menyiapkan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang atau Batang Industrial State di Jawa Tengah. Tujuannya, mengundang berbagai perusahaan asing yang akan relokasi dari China.
Agus mengakui Batang bisa jadi investor center. "Maka pemerintah akan kasih insentif, kemungkinan besar untuk penyewaan lahan tidak perlu membayar sewa selama 10 tahun," ujar Agus dalam Webinar Internasional pada Selasa (4/8).
Ia yakin insentif itu bakal membuat calon investor tertarik masuk Indonesia. Kini KIT Batang tengah dibangun dan ditargetkan selesai tahun ini.
KIT Batang, lanjut Agus, dilengkapi berbagai infastruktur pendukung seperti jalan, air, hingga pengelolaan limbah. Pelabuhan pun akan dibangun di sana.
Menurut dia, penyediaan lahan industri, khususnya industri manufaktur penting dilakukan guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia menyebut salah satu hasil kajian menyatakan, setiap ekonomi naik satu persen, perlu 1.000 hektare lahan tambahan untuk industri atau setiap negara yang bisa menyerap 1.000 hektare lahan untuk industri manufaktur akan dapat memberi tambahan 1 persen pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya di Batang, pemerintah juga berencana membangun KIT serupa di Subang, Jawa Barat. Lahannya akan disiapkan Kementerian BUMN dan konsepnya sama dengan Batang Industrial State.
Direktur Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Muhammad Khayam menambahkan, area Subang lebih siap dijadikan kawasan industri daripada Batang. Lahan yang disediakan di sana sekitar 4.000 hektare.
"Ini in line dengan Batang Industrial State. Jadi mungkin sama karena pemerintah telah memutuskan Batang dan Subang akan dikonversi menjadi kawasan industri," ujar Khayam pada kesempatan yang sama.