REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarno menilai, penerapan aturan pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil genap untuk mengurangi pergerakan masyarakat Jakarta adalah kebijakan yang tak tepat. Sebab, pergerakan masyarakat akan tetap saja tinggi lantaran mereka memang sudah boleh bepergian di masa PSBB transisi ini.
"Tujuan gage (ganjil genap) sekarang bukan untuk pengurangan kemacetan, namun agar masyarakat WFH (work from home). Menurut saya itu tidak akan terwujud," kata Djoko kepada Republika, Selasa (4/8).
Ia menilai, gage adalah kebijakan yang tak tepat untuk mengatasi persoalan tingginya pergerakan masyarakat. Jika memang ingin mengurangi pergerakan, kata dia, seharusnya kebijakan yang dibuat berupa pembatasan jumlah orang yang bekerja di kantor dan pembatasan jumlah orang di mal.