REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di masa pandemi Covid-19, ada beberapa spektrum masalah yang dihadapi anak-anak. Mereka menghadapi risiko masalah kesejahteraan fisik, sosial, hingga edukasi.
Dokter tumbuh kembang anak Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) mengatakan, salah satu hal yang penting juga adalah mengamankan periode perkembangan otak anak. Sebab, masa delapan tahun pertama kehidupan anak itu tak akan terulang.
"Sistem kekebalan tubuh punya dua arti, proteksi melindungi tubuh dari penyerang asing serta mempertahankan fungsi tubuh dan perkembangan otak anak," kata Ahmad dalam webinar Hari Anak Nasional (HAN) bersama Frisian Flag Indonesia (FFI) akhir Juli lalu.
Faktor yang memengaruhi kekebalan tubuh meliputi infeksi, nutrisi, imunisasi, serta penerapan protokol kesehatan. Ahmad mengingatkan agar anak tak sampai terpapar polutan.
Ahmad menjelaskan, anak bisa dilindungi dari kemungkinan infeksi penyakit dengan imunisasi. Dia menganjurkan anak-anak tetap di rumah di pandemi Covid-19. Hindari dulu membawa anak ke tempat umum, termasuk penitipan anak.
"Saya heran ke sekolah khawatir, tapi ke lokasi car free day (CFD) tidak khawatir. Jika dibawa di luar, harus untuk keperluan mendesak dengan pendampingan orang tua, tetap jaga jarak, memakai masker, pelindung wajah, menjauhi orang sakit, dan mencuci tangan," tuturnya.
Hindari pula kontak tangan anak ke mata, mulut, dan hidungnya. Ahmad mengingatkan bahwa penggunaan masker belum tentu melindungi, karenanya perlindungan terbaik saat ini adalah tetap berada di rumah.
Selain itu, menurut Ahmad, untuk menjaga imunitas tubuh tentu dibutuhkan nutrisi sesuai pedoman "Isi Piringku" dengan susu sebagai sumber protein hewani. Ahmad menegaskan bahwa pemberian air susu ibu secara eksklusif wajib mulai usia nol hingga enam bulan.
"Di atas usia itu, anak yang termasuk kelompok rawan perlu meningkatkan asupan vitamin, mineral, seng, dan asam serta jangan lupakan imunisasi," katanya.