REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor tambang diprediksi akan mengalami penurunan hingga akhir tahun ini. Penurunan tersebut utamanya disebabkan tekanan harga komoditas.
"Harga komoditas secara umum mengalami penurunan, ini faktor yang memukul kinerja sektor tambang," kata Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Abra Talattov, Selasa (4/8).
Selain itu, Abra menambahkan, penurunan kinerja juga disebabkan oleh terganggunya aktivitas perdagangan global karena terdampak Covid-19. Akibatnya, permintaan ekspor juga mengalami penurunan tajam. Ini akan sangat berdampak besar bagi perusahaan yang mengandalkan ekspor.
Menurut Abra, sentimen ini dapat sedikit tertolong dengan adanya kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi. Penerapan hilirisasi setidaknya bisa menahan penurunan kinerja BUMN tambang meskipun tidak signifikan.
Abra menilai, kebijakan hilirisasi dapat membantu sektor tambang dalam negeri terlepas dari ketergantungan fluktuasi harga komoditas. Selain itu, hilirisasi akan memberikan nilai tambah yang jauh lebih tinggi dibandingkan mengekspor produk mentah.
"Implementasi hilirisasi tambang harus dijaga jangan sampai diulur lagi. Kalau seperti kita akan terus terombang ambing dengan demand di pasar internasional," tutur Abra.