Rabu 05 Aug 2020 04:22 WIB

Ledakan di Beirut, Dubes RI-Lebanon: Alhamdulillah WNI Aman

KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian Lebanon

Ledakan hebat mengguncang Beirut, Lebanon, Selasa (5/8).
Foto: AP/Hassan Ammar
Ledakan hebat mengguncang Beirut, Lebanon, Selasa (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Duta Besar RI untuk Lebanon Hajriyanto Y Thohari memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa dalam ledakan yang besar yang mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon. Berdasarkan pengecekan terakhir oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lebanon, seluruh WNI dalam keadaan aman dan selamat. 

"Alhamdulillah aman pak," kata Hajriyanto dalam pesan elektroniknya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu dini hari (5/8).

Dalam catatan KBRI, Hajriyanto merinci, terdapat 1.447 WNI di Lebanon, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa. "KBRI telah menyampaikan imbauan melalui WAG dan melalui simpul-simpul WNI. Sejauh ini WNI terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila berada dalam situasi tidak aman," kata Hajriyanto.

Selain itu, lanjut Hajrianto, KBRI telah melakukan komunikasi dengan pihak Kepolisian Lebanon dan meminta laporan segera apabila ada update mengenai WNI dan sepakat akan segera menyampaikan informasi kepada KBRI. "1 (seorang) WNI yang sedang di karantina di RS Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga sudah terkonfirmasi aman," ungkap Hajriyanto.  

Berdasarkan informasi awal mengenai korban yang dihimpun dari Kementerian Kesehatan Lebanon, menurut Hajriyanto, setidaknya terdapat 50 meninggal dan 2700 luka-luka akibat ledakan yang terjadi di Beirut pada 4 Agustus 2020. 

Ledakan sangat besar terjadi di Port of Beirut pada pukul 18.02 Waktu Setempat. Lokasi pelabuhan berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan. "Sejauh ini belum ada keterangan resmi penyebab ledakan. Sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan," kata Hajriyanto. 

"Ada Informasi juga bahwa ledakan besar tersebut berasal dari bahan Sodium Nitrat dalam volume besar yang disimpan di Port. Sodium Nitrat adalah bahan putih yang digunakan untuk pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api," ujar Hajriyanto menambahkan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement