Rabu 05 Aug 2020 08:04 WIB

Awalnya Mengantuk, Ternyata Peluru di Otak Bocah Palestina

Bocah Palestina itu terkena peluru nyasar, namun dengan luka sangat kecil.

Rep: umar mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Awalnya Mengantuk, Ternyata Peluru di Otak Bocah Palestina. Gadis-gadis Palestina bermain dengan domba di pasar ternak di Jalur Gaza selatan, 25 Juli 2020. Ilustrasi
Foto: EPA/MOHAMMED SABER
Awalnya Mengantuk, Ternyata Peluru di Otak Bocah Palestina. Gadis-gadis Palestina bermain dengan domba di pasar ternak di Jalur Gaza selatan, 25 Juli 2020. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun dilaporkan memiliki sebutir peluru yang tertanam di dalam otaknya setelah melaksanakan Idul Adha pada akhir pekan kemarin. Anak yang belum disebutkan namanya itu kemudian langsung dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya setelah dia merasa sangat mengantuk.

Pemeriksaan awal di Hadassah Medical Center di Yerusalem menunjukkan bocah itu memiliki luka kecil di kepalanya dan sedikit bercak darah di rambutnya. Pemindaian kemudian menunjukkan sebuah peluru telah bersarang di tengkoraknya.

Baca Juga

Hasil pemindaian menunjukkan sebuah peluru memasuki tengkorak bocah itu, melewati bagian otaknya sebelum masuk ke bagian belakang kepalanya, sebagaimana dilansir di Middle East Monitor, Rabu (5/8).

Ahli Bedah Saraf, Guy Elor, mengoperasi anak Palestina itu menyampaikan keheranannya karena betapa kecil kerusakan yang ditimbulkan oleh peluru itu meski telah melewati struktur otak yang sangat penting. Dia mengakui ini kejadian yang aneh.

"Tidak ada seorang pun di rumah sakit yang tahu dia telah ditembak oleh pistol. Itu adalah anak berusia sembilan tahun yang sedikit mengantuk," kata dia.

Para orang tua juga tidak yakin bagaimana anak itu terluka. "Sang ibu melaporkan dia sedang bermain dengan teman-temannya dan sesuatu terjadi, mungkin sesuatu menimpanya. Kisahnya benar-benar tidak jelas, tetapi tidak ada penjelasan dia tertembak. Dia hanya memiliki luka kecil di atas kepalanya," kata Elor.

Polisi setempat sedang menyelidiki kemungkinan anak Palestina itu terkena tembakan peluru yang ditembakkan selama Hari Raya Idul Adha. Anak itu diperkirakan akan pulih sepenuhnya dan pada Ahad kemarin sudah bangun dan dapat berkomunikasi dengan dokter.

Insiden adanya peluru dalam otak bocah laki-laki sembilan tahun itu terjadi dua bulan setelah seorang gadis Palestina berusia empat tahun tewas oleh peluru nyasar yang ditembakkan oleh seorang penembak yang tidak dikenal di Yerusalem. Perempuan tersebut bernama Rafif Mohammad Qara’een, yang meninggal karena luka-lukanya pada awal Juni lalu setelah mengalami kerusakan otak yang parah setelah sebuah peluru menghantam kepalanya. Saat itu keluarganya sedang mempersiapkan buka puasa selama bulan suci Ramadhan.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement