Rabu 05 Aug 2020 10:38 WIB

Satgas TNI Konga UNIFIL Aman dari Ledakan Beirut

1.234 personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang berada di Lebanon.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Sebanyak 1.234 personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang berada di wilayah Lebanon dalam keadaan aman. [Foto: Ilustrasi bangunan yang rusak akibat ledakan di Beirut, Lebanon.]
Foto: WAEL HAMZEH/EPA
Sebanyak 1.234 personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang berada di wilayah Lebanon dalam keadaan aman. [Foto: Ilustrasi bangunan yang rusak akibat ledakan di Beirut, Lebanon.]

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang, memastikan 1.234 personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang berada di wilayah Lebanon dalam keadaan aman. Kerugian yang diperkirakan terjadi akibat ledakan di Beirut, Lebanon, berupa dua unit kendaraan operasional.

"Kondisi satgas dalam keadaan aman. KRI Hasanuddin yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL sedang sandar di Mersin Turki," kata Victor saat dihubungi melalui pesan singkat, Rabu (5/8).

Baca Juga

Dia mengatakan, Kapal Satgas MTF UNIFIL yang sedang bersandar di Pelabuhan Beirut merupakan kapal perang milik Bangladesh. Sementara untuk kendaraan milik Indonesia yang berada di Pelabuhan Beirut berupa dua unit kendaraan operasional dari KRI Hasanuddin yang diparkirkan di sana.

"Hanya kemungkinan untuk kerugian, dua unit kendaraan operasional yang sedang diparkirkan di Pelabuhan Beirut," kata dia.

Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon Hajriyanto Y Thohari memberikan keterangan terkait insiden ledakan yang terjadi di Beirut pada Selasa (4/8). Dalam laporan awal, disebutkan bahwa peristiwa tepatnya berlangsung pada pukul 18.02 waktu setempat di Port of Beirut (pelabuhan Beirut).

Hajriyanto mengatakan lokasi pelabuhan berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.

Sejauh ini, belum ada keterangan resmi yang dilaporkan sebagai penyebab ledakan. Hajriyanto mengatakan sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan.

Terdapat Informasi bahwa ledakan besar dalam insiden berasal dari bahan sodium nitrat dalam volume besar yang disimpan di pelabuhan. Seperti diketahui, sodium nitrat adalah bahan putih yang digunakan sebagai pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.

Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan informasi jumlah korban meninggal mencapai puluhan dan korban terluka mencapai ratusan. Hajriyanto mengatakan berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh warga Indonesia (WNI) di Beirut dalam keadaan aman dan selamat.

Dalam catatan KBRI Lebanon , terdapat 1.447 WNI, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 merupakan WNI sipil termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa. KBRI telah menyampaikan imbauan melalui aplikasi chat grup WhatsApp dan melalui simpul-simpul WNI.

Sejauh ini, seluruh WNI di Beirut terpantau aman. KBRI telah mengimbau untuk segera melapor apabila ada yang sedang berada dalam situasi tidak aman.

KBRI juga telah melakukan komunikasi dengan Kepolisian Beirut dan meminta laporan segera apabila ada kabar terbaru mengenai WNI terkait insiden. Hajriyanto mengatakan telah ada kesepakatan bahwa pihaknya segera menyampaikan informasi tersebut kepada KBRI.

Hajriyanto mengatakan ada satu WNI yang sedang dikarantina di Rumah Sakit (RS) Rafiq Hariri, Beirut, yang tidak jauh dari lokasi ledakan. Kondisi WNI tersebut sudah terkonfirmasi aman. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement