REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) TNI, Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang, mengatakan, anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL ikut terjun membantu penanganan ledakan di Pelabuhan Beirut, Lebanon. Ada dua prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Hospital Level II meluncur ke lokasi kejadian atas perintah UNIFIL FC.
"Anggota kita Satgas Hospital Level II telah berangkat dari Naquora untuk membantu penanganan akibat ledakan tersebut," jelas Victor melalui pesan singkat, Rabu (5/8).
Dia menerangkan, ada satu ambulans beserta sopir dari India, CSHT Musthaq Bhat, dan dua anggota TNI yang meluncur ke lokasi kejadian, yakni Kapten Ckm Doni Saputera dan Serka Syehta. Mereka meluncur ke Beirut untuk membantu evakuasi korban ledakan atas perintah UNIFIL FC .
Victor juga memastikan 1.234 personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL yang berada di wilayah Lebanon dalam keadaan aman. Kerugian yang diperkirakan terjadi akibat ledakan di Beirut, Lebanon, berupa dua unit kendaraat operasional.
"Kondisi satgas dalam keadaan Aman. KRI Hasanuddin yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL sedang sandar di Mersin Turki," ungkap Victor.
Dia mengatakan, Kapal Satgas MTF UNIFIL yang sedang bersandar di Pelabuhan Beirut merupakan kapal perang milik Bangladesh. Sementara untuk kendaraan milik Indonesia yang berada di Pelabuhan Beirut berupa dua unit kendaraan operasional dari KRI Hasanuddin yang diparkirkan di sana.
"Hanya kemungkinan untuk kerugian, dua unit kendaraan operasional yang sedang diparkirkan di Pelabuhan Beirut," kata dia.
Duta Besar Republik Indonesia di Lebanon Hajriyanto Y Thohari memberikan keterangan terkait insiden ledakan yang terjadi di Beirut pada Selasa (4/8). Dalam laporan awal, disebutkan bahwa peristiwa tepatnya berlangsung pada pukul 18.02 waktu setempat di Port of Beirut (pelabuhan Beirut).
Hajriyanto mengatakan lokasi pelabuhan berdekatan dengan Downtown Beirut. Tingkat kehancuran dan kerusakan properti terjadi dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan.
Sejauh ini, belum ada keterangan resmi yang dilaporkan sebagai penyebab ledakan. Hajriyanto mengatakan sumber awal menyampaikan analisa bahwa ledakan terjadi di salah satu hangar besar yang menyimpan bahan-bahan rentan meledak yang disimpan di pelabuhan.
Terdapat Informasi bahwa ledakan besar dalam insiden berasal dari bahan sodium nitrat dalam volume besar yang disimpan di pelabuhan. Seperti diketahui, sodium nitrat adalah bahan putih yang digunakan sebagai pengawet makanan dan bisa meledak apabila terkena api.
Kementerian Kesehatan Lebanon menyampaikan informasi jumlah korban meninggal mencapai puluhan dan korban terluka mencapai ratusan. Hajriyanto mengatakan berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh warga Indonesia (WNI) di Beirut dalam keadaan aman dan selamat.