REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa menyatakan solidaritas untuk Lebanon menyusul ledakan besar yang mengguncang Beirut pada Selasa (4/8). Peristiwa itu menyebabkan puluhan orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka.
"Uni Eropa menyatakan solidaritas dan dukungan penuh untuk keluarga para korban, rakyat Lebanon, dan pihak berwenang menyusul ledakan hebat yang melanda Beirut pada hari ini," kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borell melalui akun Twitter pribadinya dikutip laman Anadolu Agency.
Presiden Dewan Uni Eropa Charles Michel menyampaikan hal serupa dengan Borell. "Uni Eropa siap memberikan bantuan dan dukungan," kata Michel lewat akun Twitter pribadinya.
Beberapa pemimpin dunia juga telah menyampaikan belasungkawa dan simpati kepada Lebanon. "Rusia berbagi kesedihan dengan rakyat Lebanon," kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pernyataan.
Presiden Prancis Emmanuel Macron turut menyatakan solidaritas untuk Lebanon. "Bantuan dan sumber daya Prancis sedang dikirim ke tempat kejadian," kata dia melalui akun Twitternya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengaku terkejut melihat video ledakan yang mengguncang Beirut. "Inggris siap memberikan dukungan dengan cara apa pun yang kami bisa, termasuk kepada warga negara Inggris yang terkena dampak," ujarnya melalui akun Twitter pribadinya.
Ledakan di Beirut berasal dari sebuah gudang yang terletak dekat Pelabuhan Beirut. Gudang itu disebut menyimpan bahan peledak dan telah beroperasi selama enam tahun. Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan terdapat 2.750 ton amonium nitrat ditimbun di tempat itu.