Rabu 05 Aug 2020 12:51 WIB

Korsel Berupaya Cegah Covid-19 di Penampungan Korban Banjir

Korsel mengalami hujan selama 42 hari berturut-turut yang mengakibatkan banjir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang warga melintas di Gyeongbok Palace di Seoul, Korea Selatan, Rabu (22/7). Korea Selatan menghadapi banjir
Foto: AP Photo/Lee Jin-man
Seorang warga melintas di Gyeongbok Palace di Seoul, Korea Selatan, Rabu (22/7). Korea Selatan menghadapi banjir

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Para pejabat Korea Selatan bekerja untuk menjaga lebih dari seribu orang terlantar akibat banjir untuk tetap aman dan sehat, Rabu (5/8). Proses evakuasi kali ini menjadi lebih sulit karena harus menerapkan langkah-langkah anti-virus corona di tempat-tempat penampungan yang ramai.

Setidaknya 15 orang telah meninggal dunia dan lebih dari 1.500 orang terpaksa meninggalkan rumah karena hujan selama 42 hari berturut-turut. Monsun terpanjang dalam tujuh tahun ini memicu banjir dan tanah longsor.

Baca Juga

Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan menyatakan, lebih dari 1.146 orang tetap berada di tempat penampungan sementara yang didirikan di pusat kebugaran dan pusat-pusat komunitas pada Rabu. Penampungan itu pun menerapkan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus corona.

Penutup kain dibuat untuk keluarga dan individu, dengan tempat tidur terpisah untuk menerapkan anjuran jarak sosial. Pemerintah setempat menunjuk manajer untuk memeriksa suhu dan skrining orang terhadap gejala Covid-19. Penduduk yang dipindahkan ke fasilitas tersebut diminta untuk memakai masker dan mencuci tangan.

Perdana Menteri, Chung Sye-kyun, mengatakan Kementerian Kesehatan harus menyatakan tiga provinsi di Korea Selatan bagian utara sebagai zona bencana khusus. Langkah itu akan memberi wilayah tersebut hak untuk menerima bantuan tambahan dari pemerintah nasional.

Negara tetangga, Korea Utara, media pemerintah memperingatkan kemungkinan hujan lebat, banjir, dan angin kencang. Sementara laporan itu tidak menyebutkan kerusakan spesifik, Korea Utara secara historis rentan terhadap banjir.

Hujan deras tahun ini datang selama musim panen musim panas, meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan pangan. Hujan tampaknya menghantam beberapa daerah utama penghasil beras di Korea Utara dan terjadi ketika pemerintah mencoba membatasi kegiatan akibat virus corona. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement