Rabu 05 Aug 2020 14:50 WIB

BPS Optimistis Perekonomian Membaik pada Kuartal III 2020

Geliat ekonomi di new normal akan mendorong pemulihan pada kuartal III.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6). Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II (April-Juni) 2020 menjadi yang terendah sejak krisis 1999 silam. Pertumbuhan kontraksi mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen.
Foto: ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI
Kendaraan melaju di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (11/6). Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II (April-Juni) 2020 menjadi yang terendah sejak krisis 1999 silam. Pertumbuhan kontraksi mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal II (April-Juni) 2020 menjadi yang terendah sejak krisis 1999 silam. Pertumbuhan kontraksi mengalami kontraksi hingga minus 5,32 persen. Itu dinilai akibat dampak dari wabah pandemi Covid-19 yang menganggu keseimbangan sendi-sendi ekonomi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan, agar semua pihak optimistis pertumbuhan ekonomi kembali membaik pada kuartal III 2020. Ia menilai, peluang membaiknya perekonomian terbuka karena geliat ekonomi sudah mulai berjalan sejak akhir kuartal II atau bulan Juni 2020.

Baca Juga

"Awal Juni sudah ada geliat dibanding Mei meski masih jauh dari kata normal. Kita harus bergandengan tangan, optimistis agar (ekonomi) semakin bergerak," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Rabu (5/8).

Seperti diketahui, penerapan era normal baru mulai diterapkan pemerintah sejak Juni lalu. Di mana, pembukaan sektor-sektor ekonomi sedikit demi sedikit dibuka jika situasi penyebaran Covid-19 mulai mereda di suatu daerah.

Suhariyanto menilai, skema kebijakan yang disususn pemerintah sudah komprehensif. Sebab, selain fokus pada penekanan penyebaran virus corona, pemerintah telah merancang program pemulihan ekonomi nasional dengan mencairkan berbagai stimulus ekonomi. Tujuannya, agar daya beli masyarakat dan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta korporasi mulai tumbuh.

Ia memaparkan, beberapa indikator pada bulan Juni lalu mulai mengalami perbaikan. Di antaranya, kegiatan transportasi udara internasional mengalami kenaikan dari Mei ke Juni sebesar 54,7 persen.

Transportasi udara domestik juga mengalami kenaikan signifikan hingga 791,38 persen. Begitu pula pada angkutan kereta api penumpang naik 69,4 persen dan angkutan laut penumpang naik 134,10 persen.

Di sektor pariwisata, tingkat penghunian kamar (TPK) dari Mei ke Juni naik 5,25 poin. Sementara sektor industri, diliat dari angka Purchasing Manager's Index (PMI) dari lembaga IHS Markit turut naik, dari posisi Mei 28,6 menjadi 39,1 di Juni.  

"Meski masih jauh dari normal, kita harap di bulan Juli, Agustus, dan September (kuartal III) 2020 akan terus meningkat," kata Suhariyanto.

Ia menambahkan, kunci dari perbaikan ekonomi nasional ada pada masyarakat. Yakni menjaga kedisplinan diri untuk mematuhi protokol kesehatan dan juga menjaga kesehatan diri. Semakin masyarakat disiplin, maka semakin mudah wabah virus corona tertangani sehingga aktivitas masyarakat dapat berangsur pulih hingga kembali normal.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement