Rabu 05 Aug 2020 15:05 WIB

Produksi Kopi Nasional Masih Hadapi Sejumlah Tantangan

Indonesia merupakan rumah bagi kopi spesialti.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Petani memetik kopi robusta di Kawasan Kaki Gunung Galunggung, Kampung Ciakar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.
Foto: ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Petani memetik kopi robusta di Kawasan Kaki Gunung Galunggung, Kampung Ciakar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Agung Wahyu Susilo menyebutkan, kopi masih menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang harus dipertahankan. Hanya saja terdapat beberapa tantangan dalam produksi kopi nasional.

Pertama perubahan iklim dan menurunnya tingkat kesuburan lahan, serta persaingan komoditas. Kedua, kemampuan petani dalam penerapan Good Agricultural Practices (GAP) masih beragam sehingga tingkat produktivitas tanaman belum maksimal dan kualitas mutu hasil juga masih rendah.

Baca Juga

"Peremajaan penanaman baru perlu dilakukan. Petani," ujar Agung dalam Webinar Kopi pada Rabu (5/8). Ia melanjutkan, tantangan ketiga yakni regenerasi Sumber Daya Manusia (SDM) petani terhambat, akibat masih rendahnya minat generasi terhadap agribisnis kopi.

Keempat, kelembagaan petani dan akses permodalan yang terbatas. "Petani kita perlu modal supaya dapatkan input maksimal, selain bantuan pemerintah juga perkreditan perbankan untuk kasih stimulasi on-farm kopi," jelasnya.

Agung menyebutkan, ada beberapa strategi pengembangan kopi berkelanjutan. Strategi dari sisi on-farm yaitu peningkatan produktivitas dan kualitas hasil tanaman melalui intensifikasi dan peremajaan atau penanaman baru.

Lalu dukungan pendanaan dalam hal input produksi dan pelatihan SDM petani baik oleh pemerintah maupun perbankan. "Dukungan meliputi intensifikasi bantuan selama dua tahun. Kemudian peremajaan atau penanaman baru dengan bantuan selama empat tahun," jelasnya.

Strategi on-farm berikutnya yakni kebijakan pengembangan berbasis kluster kawasan berbasis kopi. Sekaligus penguatan kelembagaan petani.

Selanjutnya, kata dia, yaitu strategi pengembangan kopi dari sisi off-farm. Pertama penguatan brand berbagai produk kopi spesialti daerah.

"Indonesia rumah bagi kopi spesialti, ada 35 kopi spesialti di Tanah Air seperti di Flores dan lainnya. Ini keunggulan Indonesia yang harus kita tingkatkan," tutur Agung.

Strategi kedua, meningkatkan konsumsi kopi dalam negeri. Lalu ketiga, menciptakan iklim usaha yang menumbuhkembangkan bisnis berbasis hilir kopi seperti cafe atau roasting factory.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement