REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota Tasikmalaya mengalami inflasi 0,13 persen (mtm) pada Juli 2020. Angka itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,15 persen (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, inflasi tahun berjalan di Kota Tasikmalaya adalah 1,24 persen (ytd) dan inflasi tahunan 1,28 persen (yoy). Angka itu juga masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional yang tercatat 1,54 persen (yoy) dan inflasi Jawa Barat sebesar 2,21 persen (yoy).
Kepala Perwakilan BI Tasikmalaya, Heru Saptaji mengatakan, inflasi di Kota Tasikmalaya terutama masih didorong oleh kenaikan harga telur ayam ras. "Kenaikan harga telur ayam ras disebabkan meningkatnya permintaan, sementara pasokan terbatas," kata dia melalui keterangan tertulis, Rabu (5/8).
Menurut dia, untuk mengatasi pasokan telur ayam ras, perlu dilakukan percepatan dan perluasan kerja sama antardaerah dengan sentra produsen telur ayam ras. Ia mencontohkan, Kota Tasikmalaya bisa bekerja sama dengang Blitar, sebagai sentra produsen ayam ras.
Heru menambahkan, tekanan inflasi selanjutnya berasal dari kenaikan harga rokok kretek filter. Hal itu disebabkan kenaikan cukai rokok 23 persen pada awal tahun yang dibebankan secara berkala kepada konsumen.
Selain itu, harga emas perhiasan juga terpantau meningkat 3,70 persen (mtm). Hal itu sejalan dengan kenaikan harga emas dunia yang melonjak dari USD 1.781 per ons pada akhir Juni 2020 menjadi USD 1.957 per ons pada akhir Juli 2020.
Di sisi lain, Heru mengatakan, tekanan inflasi yang lebih rendah dari bulan sebelumnya didukung penurunan harga bawang merah dengan sudah banyaknya panen di berbagai daerah sentra. Ia menambahkan, penurunan harga daging ayam ras dengan pasokan yang sudah kembali normal, dan penurunan harga bawang putih yang tercukupi dengan lancarnya impor serta distribusi.
"Tarif angkutan antar kota yang sebelumnya mengalami inflasi tinggi, pada bulan Juli tercatat deflasi dengan adanya penyesuaian kembali harga pada beberapa armada bus antar kota," kata dia.
Menurut dia, tingkat konsumsi rumah tangga di Kota Tasikmalaya terpantau cukup terjaga dan berbagai aktivitas ekonomi sudah mulai kembali normal. Terjaganya konsumsi dan permintaan akan mendorong peningkatan produksi sehingga mendukung pemulihan ekonomi yang lebih cepat.
"Namun, masyarakat tetap perlu untuk selalu menjaga protokol kesehatan dan menghindari kerumunan. Untuk itu UMKM dan pelaku usaha dihimbau untuk meningkatkan penjualan secara online dan masyarakat dihimbau untuk bertransaksi secara digital atau nontunai," kata Heru.