Rabu 05 Aug 2020 16:20 WIB

Pemerintah akan Percepat Penyerapan Belanja

Konsumsi pemerintah pada kuartal II mengalami kontraksi 6,9 persen.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolandha
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan terkait perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Airlangga mengatakan setelah pada kuartal II tahun 2020 ekonomi Indonesia terkoreksi 5,32 persen, dibutuhkan belanja minimal Rp800 triliun perkuartal ke berbagai sektor untuk mempersempit ruang pertumbuhan negatif.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan keterangan terkait perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 di Jakarta, Rabu (5/8/2020). Airlangga mengatakan setelah pada kuartal II tahun 2020 ekonomi Indonesia terkoreksi 5,32 persen, dibutuhkan belanja minimal Rp800 triliun perkuartal ke berbagai sektor untuk mempersempit ruang pertumbuhan negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsumsi pemerintah pada kuartal II mengalami kontraksi 6,9 persen. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, pemerintah akan terus mengakselerasi pemulihan dengan mempercepat penyerapan belanja penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Berdasarkan catatan Kemenko Perekonomian, tingkat realisasi penyerapan belanja penanganan Covid-19 sampai hari ini adalah 22,4 persen. "Kita harapkan, pada kuartal ketiga, sebagian besarnya sudah meningkat penyerapannya," ujar Airlangga, Rabu (5/8).

Baca Juga

Akselerasi terutama dilakukan pada program jaring pengaman sosial yang sudah ada. Airlangga mengatakan, belanja dalam bentuk bantuan sosial atau cash transfer ke masyarakat bawah akan mengungkit konsumsi rumah tangga yang pada kuartal kedua ini tumbuh negatif 5,51 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (yoy).

Di samping itu, Airlangga menambahkan, berbagai fasilitas yang sudah diberikan ke sektor swasta dan perbankan diharapkan akan menjangkau debitur lebih luas. "Pertaruhannya di kuartal ketiga. Tren itu (positif) terus dikejar pemerintah," tuturnya.

Selain memperkuat program existing, pemerintah akan menambah program PEN baru. Airlangga menjelaskan, salah satunya terkait insentif untuk tenaga kerja formal. Saat ini, pemerintah menunggu finalisasi data dari BPJS Ketenagakerjaan untuk mengimplementasikannya.

Selain itu, ia mengatakan, agenda Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada dapat membantu pemulihan ekonomi tahun ini. Sebab, pada momentum tersebut, para calon kepala daerah akan berlomba-lomba ‘berbelanja’, sehingga bisa meningkatkan konsumsi sehingga mengungkit ekonomi secara keseluruhan.

"Ini akan meningkatkan konsumsi, terutama untuk pembelian alat peraga bagi para calon, di antaranya masker hand sanitizer dan alat-alat kesehatan lain," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement