Rabu 05 Aug 2020 17:46 WIB

Godaan Syahwat Besar, Pahala Menolaknya Lebih Besar Lagi

Pahala menolak godaan syahwa sangatlah besar.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Pahala menolak godaan syahwa sangatlah besar. Ilustrasi godaan syahwat.
Foto: Republika/Prayogi
Pahala menolak godaan syahwa sangatlah besar. Ilustrasi godaan syahwat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT memberikan gelar mulia terhadap hamba-Nya yang mampu melawan syahwat kemaluannya. Orang yang mampu menguasai syahwatnya dimasukkan ke dalam golongan shiddiqin atau orang yang menerima kebenaran.

"Ketahuilah bahwa termasuk bentuk keterpeliharaan adalah mampu melawan syahwat kemaluan meskipun mampu melakukannya. itulah yang afdal untuk dilakukan sekaligus derajat golongan shidiqqin," kata Imam Al-Ghazali dalam Ikhtisar Ihya Ulumiddin. 

Baca Juga

Rasulullah SAW bersabda. "Barang siapa merindukan seseorang lalu menjaga kesucian diri dan menyimpannya, kemudian mati maka ia mati dalam keadaan syahid."

Nabi SAW juga bersabda: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ في ظِلِّهِ يَوْمَ لا ظِلَّ إلَّا ظِلُّهُ  "Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungannya..." 

Ghazali mengatakan, satu dari tujuh golongan yang disebutkan Nabi SAW adalah seorang lelaki yang dibujuk perempuan terpandang dan cantik tapi dia berkata "Sesungguhnya aku takut kepada Allah Tuhan semesta alam."

وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ، وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخافُ اللَّه

Dikisahkan bahwa Sulaiman bin Yasar adalah lelaki yang sangat tampan. Seorang perempuan mendatangi dan mengajaknya bercinta. Akan tetapi, Sulaiman menolak lalu kabur dari rumahnya dan membiarkan perempuan itu di sana.

Sulaiman berkata, "Kemudian aku bermimpi bertemu Nabi Yusuf AS. Seakan-akan aku sedang berbicara dengannya. "Apakah engkau Yusuf?"

Nabi Yusuf menjawab, "Benar aku adalah Yusuf orang yang diajak Zulaikah untuk berzina, Aku ingin melakukannya. Sedangkan kamu adalah Sulaiman, orang yang tidak mempunyai keinginan ketika orang wanita mengajakmu berzina."

Imam Ghazali mengatakan, terkait dialog Yusuf dan Sualaiman dalam mimpi hanya Allah Mahatahu yang benar. Dan hanya kepada Allah tempat kembali. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement