Rabu 05 Aug 2020 18:02 WIB

Sekolah di Tangerang akan Terapkan Skema Ganjil Genap

Setiap anak yang masuk sekolah akan diatur berdasarkan nomor absen ganjil genap.

Rep: Abdurrahman Rabbani/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah murid antre mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas
Foto: Antara/Fakhri Hermansyah
Sejumlah murid antre mencuci tangannya sebelum memasuki ruang kelas

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG — Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang tengah mempersiapkan sistem dan mekanisme pembelajaran secara tatap muka di sekolah. Di masa pandemi Covid-19, Dinas Pendidikan rencananya akan menerapkan sistem ganjil genap.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tangerang Saifullah menjelaskan, pada pekan ketiga dan keempat bulan Agustus, rencananya akan melakukan simulasi sekolah tatap muka. Simulasi akan dilakukan di 1.013 sekolah untuk jenjang SMP dan SD atau sederajat.

Saifullah mengatakan, setiap anak yang masuk sekolah akan diatur berdasarkan nomor absen. "Jadi ada sistem ganjil genap, yang mana kita atur untuk metode pembelajarannya. Ada yang tatap muka dan ada juga yang online. Dan itu berdasarkan nomor absen," ujar Saifullah, Rabu (5/8).

Ia menerangkan, pada hari pertama, bagi siswa dengan urutan absen ganjil akan melakukan proses KBM di sekolah. Lalu siswa dengan urutan absen genap akan melakukan KBM melalui daring atau metode online.

Tak hanya itu, bagi siswa yang melakukan proses KBM secara tatap muka, nantinya akan dibagi menjadi dua shift. Pembagian shift dilakukan dalam rangka menerapkan protokol kesehatan agar tak menumpuk dan sebabkan penularan.

“Jadi untuk yang di sekolah dibagi dua lagi, supaya di dalam kelas tidak terlalu banyak orang. Dalam pembagian itu kita gunakan metode shift, dimana ada kelas pagi dan siang,” ucap Saifullah

Pada metode shift ini, setiap siswa hanya akan mengikuti KBM selama dua jam tanpa istirahat. Untuk kelas pagi diatur mulai pukul 07.00-09.00 WIB, lalu untuk kelas siang mulai pukul 11.00-13.00 WIB.

Sebelum pembelajaran tatap muka dimulai, pihak sekolah dan Dinas Pendidikan pun akan menyerahkan surat pernyataan kepada setiap orang tua atau wali murid untuk memperoleh izin.

"Kita buat surat juga, jadi nanti orang tua mengisi setuju atau tidak si anak ini sekolah. Kalau tidak setuju, ya tidak masalah, berarti anaknya ini akan tetap belajar menggunakan metode online," ucap Saifullah.

Nantinya jika mendapat persetujuan dari orang tua, saat memulai KBM di sekolah para siswa wajib mengenakan protokol kesehatan seperti masker, hand sanitizer dan face shield. Untuk pihak sekolah tentunya juga diminta untuk menyiapkan beberapa fasilitas seperti alat pengecek suhu tubuh, tempat cuci tangan hingga cairan disinfektan.

Namun demikian, Saifullah belum akan memutuskan untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah sebelum simulasi KBM tatap muka dilaksanakan. Tentu untuk memastikan apakah mekanisme tersebut efektif atau tidak.“Kami akan putuskan pembelajaran kembali di sekolah, setelah simulasi KBM tatap muka,” jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement