Rabu 05 Aug 2020 20:10 WIB

Upaya Keras Pemerintah Mencegah Resesi

Pertumbuhan negatif secara kuartalan belum membuat Indonesia mengalami resesi.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berubaha keras mencegah resesi. Pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II diharapkan tidak berlanjut di kuartal selanjutnya.
Foto: ANTARA/PUSPA PERWITASARI
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berubaha keras mencegah resesi. Pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II diharapkan tidak berlanjut di kuartal selanjutnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) berusaha keras mencegah resesi. Pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal II diharapkan tidak berlanjut di kuartal selanjutnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pada pertumbuhan ekonomi negatif secara kuartalan belum membuat Indonesia masuk ke jurang resesi. Secara hitungan tahunan atau year on year, Indonesia tidak berada dalam resesi.

Baca Juga

"Sebetulnya kalau yoy belum (resesi), kita belum resesi, bukan dihitung per kuartal, resesi itu jika yoy dua kuartal berturut-turut negatif," katanya dalam konferensi pers KSSK, Rabu (5/8).

Sri mengatakan, pemerintah berkomitmen mencegah resesi dengan menggenjot ekonomi agar kuartal III bisa tumbuh positif. Ia berharap dunia usaha dan stakeholder sama-sama bisa pulihkan ekonomi.

Sri mengakui pertumbuhan negatif pada kuartal II lebih besar dari proyeksi semula yakni 5,1 persen. Komponen yang turun tajam termasuk diantaranya sektor perdagangan, pariwisata, dan transportasi yang terjadi karena pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan secara masif.

Selain itu, industri manufaktur masih dalam variasi dimana industri makanan dan farmasi mengalami kenaikan dan beberapa mengalami penurunan. Segmen tekstil, furniture, dan alas kaki mengalami penurunan seiring dengan menurunnya mobilitas masyarakat.

"Kita lihat variasi sektor dan industri yang tumbuh berbeda," katanya.

Pemerintah akan mencoba mendorong dari kedua sisi pasokan dan permintaan. Dari sisi permintaan, pemerintah mendorong konsumsi melalui bantuan sosial dan lain-lain. Dari sisi investasi pemerintah terus memulihkan sektor penarik dan meningkatkan persiapan untuk menerima kembali investasi.

Selain itu, pemerintah akan memacu belanja pemerintah, belanja APBN dengan mendorong penyerapan anggaran. Sejumlah penguatan langkah harapkan membawa pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan kuartal IV bisa kembali baik. 

"Di kuartal III kita harap masih bisa nol persen, dan kuartal IV kita bisa meningkatkan kembali mendekati tiga persen, kalau terjadi maka pertumbuhan ekonomi 2020 diharapkan akan tetap di zona positif nol sampai satu persen," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement