REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Palang Merah Indonesia (PMI) menyiapkan 500 hingga 1000 kantong darah untuk dikirim ke Beirut, Lebanon. Ketua PMI Jusuf Kalla mengatakan, kantong darah itu diperuntukan ke warga Beirut, Lebanon yang menjadi korban ledakan sebuah gudang tempat penyimpanan amonium nitrat di Pelabuhan Beirut Lebanon, Selasa (4/8).
"PMI dalam satu dua hari ini akan mengumpulkan 500 hingga 1000 kantong darah," ujar JK dalam siaran pers yang diterima, Rabu (5/8).
JK mengatakan, selain akan mengirimkan kantong darah, PMI juga menerima pendonor yang ingin menyumbangkan darahnya bagi para korban ledakan Beirut di masing masing UTD setiap provinsi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum PMI HM Jusuf Kalla usai melantik Pengurus Baru PMI Provinsi DKI Jakarta, di Balaikota DKI, Rabu (5/8).
JK mengatakan, Pemerintah Lebanon juga telah meminta bantuan kepada seluruh Palang Merah Internasional di dunia untuk membantu menyediakan darah bagi para korban.
Sementara itu, Sekjen PMI Pusat Sudirman Said menambahkan, PMI juga mempersilakan para pendonor yang ingin menyumbangkan darahnya untuk korban ledakan Beirut datang ke Unit Transfusi Darah (UTD) di masing masing Propinsi diseluruh Indonesia.
Sebuah ledakan besar terjadi di Port of Beirut Lebanon, Beirut, Lebanon (4/8) pukul 18.02 waktu setempat. Ledakan berasal dari gudang penyimpanan bahan-bahan peledak yang terletak di pelabuhan Beirut.
Hingga kini korban meninggal dunia akibat ledakan terus bertambah menjadi 100 orang. Adapun korban luka hampir menyentuh 4.000. Korban diperkirakan akan meningkat mengingat evakuasi masih terus dilakukan hingga kini, Rabu (5/8).