REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Beringin Karya (Berkarya) Badaruddin Andi Picunang membantah telah mencatut nama sejumlah petinggi Partai Berkarya, seperti Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Neneng A Tutty dan sejumlah nama petinggi Partai Berkarya lainnya ke dalam struktur kepengurusan baru Partai Berkarya hasil munaslub pertengahan Juli 2020 lalu. Menurutnya, nama-nama yang kini menempati jabatan dewan pembina merupakan bagian dari keluarga besar Partai Berkarya.
"Sekali lagi, ini bukan mencatut nama, karena mereka-mereka itu adalah anggota keluarga besar Partai Berkarya, punya nomor anggota partai dan pengurus di periode sebelumnya," kata Badaruddin dalam konferensi pers yang ditayangkan daring, Rabu (5/8).
Berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang dikeluarkan Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), diketahui Tommy mengisi posisi ketua dewan pembina DPP Partai Berkarya. Kemudian di posisi sekretaris dijabat oleh Hasib Wahab Hasbullah, dan tiga anggota dewan pembina lainnya diantaranya Neneng A Tutty, Ahmad Goesro, Tintin Hendrayani.
Badaruddin mengatakan, tokoh-tokoh tersebut merupakan bagian dari pendiri yang bersama-sama membentuk Partai Berkarya. Oleh karena itu, ditempatkannya mereka di jajaran dewan pembina merupakan bagian dari perhatian kepengurusan Partai Berkarya saat ini.
"Mendapuk beliau di tempat-tempat tersebut adalah bagian dari perhatian kami agar tidak terjadi dualisme kepemimpinan," ujarnya.
Dirinya mengajak semua pihak yang merupakan bagian dari Partai Berkarya untuk bersama-sama membenahi Partai Berkarya. Ia berharap, Tommy Soeharto bisa menyambut baik Partai Berkarya di bawah kepemimpinan Muchdi Purwopranjono (Pr) saat ini.
"Kami berharap Pak Tommy menyambut positif, karena kita ini hanya satu yang diakui pemerintah karena yang lama sudah dicabut sehingga tidak mungkin ada dualisme kepemimpinan partai ini," ungkapnya.
"Ini tidak mencatut, tapi ini adalah bentuk penghargaan yang dibahasakan dalam AD ART kita bahwa setiap anggota mempunyai keterlibatan untuk menduduki posisi strategis atau pengurus di partai ini," katanya kembali menegaskan.
Sebelumnya Partai Berkarya kubu Muchdi Pr mengklaim telah mengantongi surat keputusan (SK) tentang pengesahan pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya periode 2020-2025 dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham). Politikus Partai Berkarya Neneng A. Tuty mengaku kaget saat mengetahui namanya masuk ke dalam daftar pengurus DPP Partai Berkarya yang baru tersebut.
"Saya aja baru tahu tadi pagi. kaget, enggak tahu saya," kata Neneng kepada Republika, Rabu (5/8).
Neneng mengaku dirinya tidak pernah diajak bicara terkait posisi anggota dewan pembina yang kini dijabatnya. Dirinya menduga bukan hanya dirinya saja yang tidak mengetahui adanya daftar kepengurusan yang baru tersebut. Kemungkinan Tommy Soeharto yang dijadikan ketua dewan pembina Partai Berkarya di dalam daftar kepengurusan baru tersebut juga tidak mengetahui.
"Mungkin Pak Muchdi sendiri antara tahu dan tidak saya juga heran. Justru saya mau bertanya pada Pak Muchdi, Pak Muchdi sering komunikasi dengan saya kenapa nggak diberitahukan kan begitu," ungkapnya.