REPUBLIKA.CO.ID, MUGLA - Sejak Maret, awal pandemi Covid-19 di Turki, negara itu telah terjun ke 18 proyek obat dan vaksin untuk memerangi virus korona, dan kini kian mencapai kemajuan, menurut seorang peneliti Turki terkemuka pada Selasa.
"Hampir 400 peneliti dan 49 institusi serta universitas, pusat penelitian publik, dan organisasi sektor swasta secara bersamaan meracik 10 obat untuk pengobatan dan delapan proyek vaksin," kata Hasan Mandal, kepala Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki (TUBITAK) di ibu kota Ankara.
Mandal mengatakan bahwa dalam proyek obat tersebut, berbagai pihak di Turki telah berupaya untuk memproduksi komponen obat dengan mensintesis bahan baku di Turki. “Sekarang Turki adalah negara yang dapat mengelola proses pembuatan obat tanpa perlu bahan aktif. Ini adalah langkah penting dalam dunia perawatan,” jelas dia.
"Dalam keberhasilan ini, para pemangku kepentingan kami adalah instruksi presiden kami yang memfasilitasi proses, koordinasi Kementerian Industri dan Teknologi kami, dan lembaga terkait dari Kementerian Kesehatan kami."
Menggarisbawahi bahwa penelitian dilakukan oleh para ilmuwan dari delapan kelompok yang berbeda, dia mengatakan penelitian vaksin yang biasanya dapat berlangsung bertahun-tahun kini dilakukan dalam beberapa bulan.
“Ini adalah kemajuan paling penting dari upaya bersama Turki. Kami mencapai tahap penting dalam membuat vaksin yang dapat bersaing dengan seluruh dunia.”
“Pertama Anda mendesainnya, kemudian Anda mencobanya di lingkungan laboratorium, dan kemudian pada hewan. Kami sekarang berada pada tahap penting di sini. Dua proyek kami telah mencapai tahap penting. Setelah itu, pencobaan pada manusia akan dimulai. Saya harap kami akan segera melakukan proses ini," imbuh dia.
Vaksin yang dibuat di Turki tidak hanya akan bermanfaat bagi warga Turki, tetapi juga bagi seluruh umat manusia, ungkap Mandal.
Ikuti Whatsapp Channel Republika