REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menyelamatkan panda raksasa adalah salah satu kisah sukses besar konservasi. Upaya puluhan tahun untuk menciptakan habitat yang dilindungi untuk mamalia ikonik ini telah membuat panda tak lagi masuk katagori hewan diambang punah.
Namun, menurut sebuah studi baru, beberapa hewan juga telah hilang dari area konservasi. Macan tutul, macan tutul salju, serigala dan anjing liar Asia hampir menghilang dari sebagian besar kawasan konservasi.
"Didorong untuk hampir punah oleh penebangan, perburuan dan penyakit, kehilangan mereka dapat menyebabkan perubahan besar, bahkan kehancuran, dalam ekosistem," kata para peneliti di China, dilansir di BBC, Selasa (4/8).
Tanpa hewan-hewan seperti macan tutul dan serigala, hewan-hewan seperti rusa dan ternak dapat berkeliaran tanpa pengawasan. Ini menyebabkan kerusakan pada habitat alami.
Dengan melindungi hutan panda, para konservasionis percaya bahwa mereka banyak spesies lain yang berkeliaran di habitat yang sama. Namun, ternyata konservasi panda tidak otomatis menjaga karnivora besar, seperti macan tutul dan serigala.
Sebuah tim peneliti mengatakan pendekatan yang lebih luas (holistik) diperlukan untuk mengelola ekosistem di mana panda hidup.
"Ini sangat diperlukan untuk meningkatkan ketahanan dan kelestarian ekosistem lebih baik tidak hanya untuk panda raksasa tetapi juga untuk spesies liar lainnya," kata rekan penulis Dr Sheng Li dari Universitas Peking di Beijing.
Untuk mencapai hal ini, para peneliti menguraikan berbagai langkah termasuk penegakan terhadap perburuan liar dan memulihkan habitat hewan yang dimakan karnivora besar.
Dalam kasus panda liar, melindungi hutan tempat panda hidup berdampak positif bagi banyak hewan dan tumbuhan lainnya, termasuk burung dan karnivora kecil. Namun, predator besar seperti macan tutul, serigala, dan anjing liar Asia yang kurang dikenal, atau dhole, yang cenderung jangkauan jauh dan luas, tampaknya tidak mendapat manfaat yang diharapkan.
Sejak kawasan lindung panda didirikan pada 1960-an, keempat spesies tersebut telah hilang dari sebagian besar hutan lindung. Macan tutul telah menghilang dari 81 persen hutan lindung, macan tutul salju dari 38 persen, serigala dari 77 persen dan anjing liar Asia dari 95 persen.
Angka sekarang ini sangat rendah. Misalnya, hanya ada empat penampakan anjing liar Asia di antara data dari hampir 8.000 stasiun survei yang merekam rekaman lebih dari 1,5 juta hari kamera.
Dalam studi tersebut, para peneliti menganalisis data dari 73 kawasan lindung, termasuk 66 cagar alam panda raksasa. Studi ini membandingkan data survei historis dengan survei perangkap kamera ekstensif selama satu dekade. Penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Ecology & Evolution.