REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Penggemar AC Milan dibuat pilu lewat ucapan perpisahan Giacomo Bonaventura. Sang gelandang tengah ini, resmi angkat koper dari Stadion San Siro musim panas ini setelah memperkuat i Rossoneri selama enam musim.

"Terima kasih, saya hidup dalam mimpi. Tahun-tahun yang dihabiskan bersama Milan adalah pengalaman yang tak akan terlupakan," tulis Bonaventura dalam akun resmi Instagram-nya dilansir Football Italia, Rabu (5/8).

Gelandang serba bisa itu tampil untuk terakhir kalinya pada laga pekan ke-38 melawan Cagliari di Stadion San Siro pada 2 Februari lalu. Jack, sapaan akrab Bonaventura, masuk dari bangku cadangan dan menyumbangkan assist bagi terciptanya satu gol i Diavolo Rosso.

Selepas laga, kamera ofisal pertandingan menyorot aksi pilu Bonaventura ketika berdiri di tengah lapangan sendiri. Pesepak bola berusia 30 tahun itu terlihat sedih dengan menatap ke arah tribun Curva Sud, tifosi Milan.

Sayang dengan adanya larangan otoritas liga untuk meniadakan kehadiran penonton ke stadion, Jack hanya bisa tertunduk dan menyelami kisah perjalananya bersama Milan selama enam musim terakhir. Dengan berjalan keluar stadion sambil membasuh air mata melalui kedua telapak tangannya, pemilik nomor punggung lima itu mengucapkan, rasa terima kasih yang sebesar-besarnya untuk rekan setim, staf pelatih, dan presiden klub yang sudah memberikan kepercayaan kepadanya.

"Terima kasih kepada semua yang bekerja di belakang layar di Milanello, kami merasa seperti sebuah keluarga. Tentunya kepada semua penggemar Milan, yang selalu mendukung kami, di saat terbaik dan tersulit. Raungan San Siro adalah sesuatu yang istimewa, yang tidak akan pernah saya lupakan. Kalian akan selalu ada di hatiku!" sambung pernyataan Bonaventura.

Enam tahun lalu kala Bonaventura merapat ke Milan dari Atalanta pada 2014, tangis juga mengiringi langkahnya. Bedanya, saat itu ia menangis bahagia usai menandatangani kontrak dengan tim pemilik 18 scudetto, karena mimpinya menjadi kenyataan.

Enam musim berseragam Merah-Hitam, Bonaventura mempersembahkan satu titel Super Coppa Italia untuk Milan. Ia melewati berbagai masa suram bersama Milan sejak pergantian kepemilikan dari Silvio Berlusconi ke taipan asal China Yonghon-Li, sebelum akhirnya perlahan bangkit di bawah tangan investor Amerika Serikat Elliot Management.