Kamis 06 Aug 2020 06:50 WIB

Israel Tampilkan Bendera Lebanon di Alun-Alun Ibu Kota

Israel pasang bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Bendera Lebanon. Israel pasang bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas. Ilustrasi.
Foto: bestourism,com
Bendera Lebanon. Israel pasang bendera Lebanon sebagai bentuk solidaritas. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - - Bendera Lebanon berwarna merah, putih, dan pohon cedar menyala di atas alun-alun Tel Aviv pada Rabu (5/8). Pertunjukan ini sebagai  langkah solidaritas Israel yang langka kepada Beirut saat wilayah itu berjuang dari ledakan dahsyat yang terjadi sehari sebelumnya.

Israel secara teknis berada dalam keadaan perang dengan Lebanon selama beberapa generasi. Pemerintahannya menganggap kelompok Syiah bersenjata di negara itu, Hizbullah, yang didukung oleh Iran, ancaman terbesar di perbatasan utara. Israel dan Hizbullah berperang selama sebulan di tahun 2006 dan menyalakan api kembali dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga

Namun dengan alasan kemanusiaan, Tel Aviv menunjukkan solidaritasnya. Wali kota Tel Aviv, Ron Huldai, menyatakan solidaritas harus didorong daripada mempertimbangkan konflik.

Huldai pun memerintahkan Balai Kota di Lapangan Rabin untuk diterangi dengan lampu bergambar bendera Lebanon pada Rabu malam. “Hati kami bersama orang-orang Lebanon setelah tragedi mengerikan ini,” tulis Huldai di Twitter.

Saat malam tiba, jendela pada gedung 13 lantai dipenuhi dengan cahaya dalam desain bendera Lebanon. Bentuk dua garis merah horizontal menyelimuti pita putih yang lebih lebar, dengan pohon cedar hijau besar terlihat menghiasi tempat tersebut.

Keputusan tersebut menuai kritik dari beberapa orang Israel, termasuk menteri kabinet Rafael Peretz. Dia menyatakan di Twitter kalau upaya itu menyamakannya dengan mengibarkan bendera negara musuh di jantung Tel Aviv.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah menawarkan bantuan kepada Lebanon setelah ledakan di gudang distrik pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8). Peristiwa ini menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai lebih dari 5.000.

Pejabat pertahanan Israel menyatakan Lebanon belum menanggapi tawaran itu. Dia menyarankan bahwa Israel dengan dukungan PBB dapat mendirikan dan mengoperasikan rumah sakit lapangan di sisi perbatasan dan menerima korban dari Lebanon.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement