REPUBLIKA.CO.ID, BANTEN -- Dompet Dhuafa (DD) Banten melakukan pendistribusian hewan qurban sebanyak 40 ekor domba-kambing (doka) dan tiga sapi ke wilayah terdampak tsunami Banten-Lampung 2 tahun yang lalu. Perjalanan dari Serang, Banten di tempuh dengan 3-4 Jam ke lokasi tersebut. Tiga titik lokasi menjadi target hewan qurban yakni Kelapa Koneng, Pematang Munar dan Sumur.
Pimpinan Dompet Dhuafa Banten Mokhlas Pidono mengatakan pendistribusian daging qurban dilakukan bekerjasama dengan rekan-rekan Sigap Persis Serang serta dibantu oleh MPZ Yayasan Masjid Al Ikhlas (YMAI). Selain itu DD Banten juga mendistribusikan daging qurban untuk warga yang masih menempati hunian sementara (Huntara) di wilayah Sumur.
"Semoga dengan adanya program Tebar Hewan Kurban (THK) 2020 kebermanfaatan dapat dirasakan oleh masyarakat terutama 2 tahun lalu wilayah ini tertimpa bencana sehingga akan lama dalam membangun kembali sendi-sendi perekonomian ditambah pandemi Covid-19 sehingga ekonomi wisata belum bisa pulih seperti sedia kala," ujar Mokhlas melalui siaran pers, beberapa waktu lalu.
Sebelumnya DD Banten bersama anak-anak Millenial ROIQ Serang, melakukan pendistribusian daging kurban ke sejumlah perkampungan mualaf Baduy, Ciboleger, Lebak. Pendistribusian tersebut ke tiga titik lokasi yang berbeda yakni Lebak Pandeuy, Ladeuh dan Cempaka. Masih banyak dari warga setempat hanya memakan daging qurban setahun sekali bahkan ada yang baru pertama kali mendapatkan daging kurban sejak memeluk agama Islam.
"Alhamdulliah senang sekali dari DD Banten bersama MPZ YMAI dalam mendistribusikan hewan qurban di wilayah kami berupa seekor sapi dan 27 doka, banyak terima kasih kepada donatur rencana akan dibagikan ke Huntara, Cikeruk, Legon dan Kampung Masjid," ujar Jatra, Ketua Rumah Tangga (RT) di Sumur, Lebak.
Antusiasme warga Sumur dalam menyambut Idul Adha dapat dibuktikan dari kedatangan hewan qurban di wilayah mereka. "Ini pertama kali kami dan kembali menikmati qurban yang diberikan DD Banten bersama MPZ YMAI pascatsunami Banten yang menerjang Kampung Sumur ini, membangun dari awal dan kembali membangkitkan ekonomi agak susah.
Dditambah lagi pandemi Covid-19 sehingga aspek wisata di wilayah ini turun drastis. "Tahun lalu kami pun belum sempat untuk qurban karena masih berbenah pascabencana yang melanda," ujar Yati, warga Sumur yang sedang membantu membungkuskan daging qurban untuk didistribusikan kembali.
"Alhamdulillah sukses juga pendistribusian ke tiga wilayah terdampak Tsunami Banten. Masih banyak warga terutama di Sumur yang menghuni Huntara sebagai tempat tinggal sambil menunggu pembangunan rumah mereka," ujar Ahmad perwakilan Persis, Banten.
Sementara itu di sudut Huntara terdapat keriangan warga akan adanya daging kurban di lingkungan mereka. Jarak yang agak jauh dari akses utama Sumur, maka harus di jangkau kembali dengan kendaraan ke arah bukit. Fasilitas yang lengkap cukup memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.
Namun sayang keberadaan Huntara ini semakin dilupakan oleh pemerintah setempat. Melihat kondisi Paud dan taman bermain yang kurang terawat menjadi nilai yang wajib diperhatikan.
Ustaz Ganta selaku tokoh masyarakat sekaligus penghuni Huntara bersyukur bisa melaksanakan kurban pada tahun ini. Dia mengatakan, ini merupakan daging qurban pertamanya.
"Sejak kami di Huntara belum bisa merasakan daging qurban. Jangankan kami berqurban, daging qurban pun kami jarang kebagian. Saat ini Huntara dihuni sebanyak 78 Kepala Keluarga (KK). Beginilah kondisi Huntara yang ada di Sumur, lambat laun akan tergerus oleh waktu, terutama kondisi PAUD dan taman bermain yang sudah banyak rusak akibat kurang terawat dan termakan oleh usia. Hunian yang sederhana ini masih menjadi hunian sambil warga perlahan membangun kembali rumahnya," katanya.