REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) telah menyediakan dana sebesar 10 juta dolar AS atau Rp 145,6 miliar (dengan kurs Rp 14.560 per dolar AS) untuk memberikan bantuan pangan dan gizi kepada warga Korea Utara (Korut). Dana itu akan disalurkan melalui Program Pangan Dunia (WFP).
Kementerian Unifkasi Korsel mengungkapkan dana tersebut akan digunakan untuk menyediakan hampir 9.000 ton makanan yang diperkaya bagi anak-anak berusia di bawah tujuh tahun dan wanita hamil di 60 kabupaten di Korut. Selain itu dana akan dimanfaatkan pula untuk 3.600 ton bantuan makanan termasuk jagung, kacang-kacangan dan minyak.
"Kami memutuskan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak dan perempuan muda dengan keyakinan bahwa itu akan membantu meningkatkan situasi kemanusiaan mereka yang paling membutuhkannya di Korut. Kami akan terus memberikan bantuan kemanusiaan terlepas dari situasi politik dan militer," kata Kementerian Unifikasi Korsel dalam sebuah pernyataan pada Kamis (6/8) dikutip laman kantor berita Korsel Yonhap.
Korsel sebenarnya telah berencana menyetujui bantuan kemanusiaan untuk Korut pada Juni lalu. Namun hal tersebut tertunda karena ketegangan meningkat. Korut menyuarakan kemarahannya terkait selebaran anti-Pyongyang yang dikirim aktivis dan pembelot Korut di Korsel.
Eskalasi berlanjut saat Korut meledakkan kantor penghubung antar-Korea yang terletak di Kaesong pada 16 Juni. Pyongyang menilai Seoul telah gagal menghentikan para aktivis anti-Korut, termasuk di dalamnya pembelot, untuk tidak menerbangkan selebaran yang mengkritik tajam rezim pemerintahan Korut.
Para aktivis anti-Korut dan pembelot memang kerap menerbangkan selebaran semacam itu menggunakan balon dari wilayah perbatasan. Korut menilai aksi demikian melanggar perjanjian antar-Korea.