REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Raja Arab Saudi, Raja Salman Bin Abdul Aziz memerintahkan agar bantuan kemanusiaan segera dikirim ke Lebanon menyusul ledakan mematikan yang mengguncang Beirut pada Selasa lalu (4/8). Hal itu disampaikan melalui pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.
"Kementerian Luar Negeri mengumumkan niat pemerintah Saudi untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang mendesak melalui Pusat Bantuan dan Bantuan Kemanusiaan King Salman kepada orang-orang Lebanon terdampak dari bencana itu," bunyi pernyataan itu dilansir di Saudi Gazette, Kamis (6/8).
KSrelief melalui lembaga afiliasinya pun segera melakukan langkah. Sejumlah lembaga medis, yang dibiayai oleh KSrelief di seluruh wilayah Lebanon, bergegas menyediakan layanan darurat dan ambulans bagi mereka yang terkena tragedi tersebut.
Tim ambulans dari Subl Al-Salam Society, afiliasi dari KSrelief, datang dari Lebanon utara ke Beirut untuk membantu mengangkut orang yang terluka ke rumah sakit. Tim medis dari Al-Amal Medical Center, afiliasi lain dari KSrelief di Arsal, juga ikut dalam misi evakuasi medis, menyediakan layanan medis darurat dan layanan perawatan kesehatan di Beirut.
Pusat Medis Al-Amal juga mengumumkan sedang melakukan kampanye pengumpulan darah untuk memenuhi kebutuhan mendesak bagi para korban luka di rumah sakit Beirut. Pada Selasa kemarin, Arab Saudi menyatakan solidaritasnya dengan para korban ledakan dan berjanji mendukung penuh mereka.
"Kerajaan Arab Saudi mengawasi dengan penuh keprihatinan setelah ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut hari ini, yang mengakibatkan kematian dan cedera," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi.
Saudi menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga para korban dan yang terluka serta meminta Tuhan untuk mengampuni mereka yang meninggal dalam peristiwa tragis ini. "Kami menegaskan dukungan penuh Kerajaan dan solidaritas dengan orang-orang persaudaraan di Lebanon," kata pernyataan itu.