REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengejar target agar lumbung pangan berbasis korporasi petani atau food estate di Kalimantan Tengah dapat segera digunakan pada Oktober 2020. Operasional food estate tahap pertama bakal dimulai di lahan seluas 30 ribu hektare dan fokus pada komoditas padi.
Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP), Kementerian Pertanian, Husnain, mengatakan, terdapat tiga fokus utama dalam persiapan lahan food estate. Yakni penataan kawasan dan pengembangan sarana prasarana, peningkatan kapasitas dan diversifikasi produksi dengan teknologi, serta pengembangan sumber daya manusia sekaligus korporasi petani.
"Semua persiapan untuk pertanaman harus dimulai dari Agustus sehingga Oktober bisa dimulai. Kita sudah intensif ke lapangan dan pengadaan sarana petani sudah diintegrasikan," kata Husnain dalam sebuah Focus Group Discussion yang digelar secara virtual, Kamis (6/8).
Lebih lanjut ia menjelaskan, pada tahap awal setidaknya bakal merekrut 500 tenaga kerja untuk operasional food estate tersebut. Pemerintah fokus pada komoditas padi yang selama ini sudah dibudidayakan oleh petani setempat. Selain itu, terbuka pula untuk komoditas jagung.
Lahan tersebut, kata Husnain, sudah menjadi sawah dengan masa tanam dua kali setahun. Hanya saja, perlu dilakukan perbaikan saluran irigasi dan sarana prasarana pertanian sekaligus badan usaha yang bakal menyerap hasil petani. Jika itu semua berjalan, maka konsep food estate bisa diterapkan dengan baik dan berdampak pada peningkatan produksi bers nasional.
Ia pun menyingung lantaran sawah tersebut berada di kawasan eks pengembangan lahan gambut satu juta hektare, kebakaran bisa terjadi. Namun pihaknya menegaskan bahwa pembangunan food estate pada tahap pertama dilakukan di atas lahan yang sudah menjadi sawah sehingga risiko kebakaran minimal.
"Kita tidak kerja sendiri, ada enam kementerian lembaga yang terlibat dan semua dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian," ujarnya.