Kamis 06 Aug 2020 13:31 WIB

China Gugat Keputusan India Cabut Status Khusus Kashmir

India menolak campur tangan China atas kedudukan hukum Jammu-Kashmir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).
Foto: AP Photo/Dar Yasin
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan menjaga pos penjagaan sementara saat jam malam di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, Rabu (7/8).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- China menggugat keputusan India untuk mencabut Pasal 370 yang membahas tentang pencabutan status khusus Jammu dan Kashmir pada 5 Agustus tahun lalu. New Delhi menolak campur tangan Beijing karena tidak memiliki kedudukan hukum dalam masalah wilayah tersebut.

"Tidak memiliki locus standi apa pun mengenai masalah ini (Jammu dan Kashmir) dan disarankan untuk tidak mengomentari urusan internal negara-negara lain," ujar pemerintah India menyusul pernyataan yang dibuat oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Baca Juga

Wenbin sebelumnya menyatakan kalau masalah Kashmir adalah sengketa sisa sejarah antara Pakistan dan India. Masalah itu pun yang merupakan fakta objektif yang dibahas oleh Piagam PBB, resolusi Dewan Keamanan yang relevan, dan perjanjian bilateral antara Pakistan dan India.

"Kedua, setiap perubahan sepihak pada status quo di wilayah Kashmir adalah ilegal dan tidak valid. Ketiga, masalah wilayah Kashmir harus diselesaikan dengan baik dan damai melalui dialog dan konsultasi antara pihak-pihak terkait,” kata Wenbin dikutip dari sputniknews.

New Delhi mencabut Pasal 370 untuk menarik status khusus yang diberikan kepada negara bagian Jammu dan Kashmir dan membaginya menjadi dua wilayah yang dikelola pemerintah federal menjadi Jammu-Kashmir dan Ladakh. China mengklaim Ladakh sebagai wilayahnya dan mengelola Aksai Chin di wilayah barat laut Kashmir.

Masalah Kashmir menjadi kepanjangan dari bentrokan India dan China yang tidak terselesaikan pada 15 Juni di Lembah Galwanm Ladakh timur. Pertarungan itu di tengah pembangunan militer China di dekat perbatasan de facto antara keduanya yang dikenal sebagai Line of Actual Control (LAC).

Selain itu, kedua negara juga memiliki sengketa perbatasan yang belum terselesaikan atas Arunachal Pradesh di timur laut dan di Ladakh. China dan India telah berdialog untuk menyelesaikan masalah tersebut, tetapi sejauh ini belum berhasil.

Perbatasan India-China mencakup LAC sepanjang 3.488 km, yang merupakan perbatasan darat di sebagian besar wilayah, tetapi di Pangong Tso, Ladakh timur, melewati sebuah danau. India menguasai bagian barat dari danau sepanjang 45 km, sedangkan sisanya di bawah kendali China. Sebagian besar bentrokan antara kedua negara terjadi di Lembah Galwan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement