Kamis 06 Aug 2020 14:34 WIB

Tanah Mea Donggala Jadi Model BPP Kostratani

BPP Tanah Mea terdiri dari 19 desa dengan potensi lahan sawah seluas 963 hektare.

Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melakukan pelatihan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Tanah Mea, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (6/8).
Foto: dokpri
Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melakukan pelatihan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani Tanah Mea, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (6/8).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melakukan pelatihan di sejumlah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kostratani di Sulawesi Tengah. BPP yang diarahkan menjadi Model Kostratani ini diwajibkan menjalankan program utama Kementan.

"Dengan pelatihan yang diberikan, kita berharap BPP Kostratani semakin siap menjalankan program-program utama Kementerian Pertanian juga program di BPPSDMP tentunya. Hal ini juga sejalan dengan Pembangunan Pertanian 2020," kata Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya, di Model BPP Kostratani Tanah Mea, Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Kamis (6/8).

Dijelaskannya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) telah instruksikan agar insan pertanian membuat langkah-langkah operasional. 

"Karena kita harus menyediakan pangan, ingin petani sejahtera, dan pertanian harus mendukung ekspor. Makanya penyuluh harus bergerak menemani petani, dan kita dukung teman-teman BPP memanfaatkan lahan-lahan yang tersedia, termasuk lahan pekarangan, apalagi untuk memperkuat diversifikasi pangan lokal. Dan ini sejalan dengan keinginan Menteri agar kita terus tanam," jelasnya.

Bustanul menambahkan, selama ini Menteri Pertanian merasakan keberadaan penyuluh sangat membantu. "Oleh karena itu Pak Menteri ingin peran penyuluh lebih optimal fungsinya. Tapi, pendekatannya tidak bisa seperti dulu, makanya kita manfaatkan lewat IT. Dan salah satu ciri Model BPP Kostratani lewat IT. Sehingga jarak pengambilan keputusan lebih dekat, dan penyuluh juga lebih dekat dengan kita," ujarnya.

Menurut Bustanul, Model BPP Kostratani menjadi pusat data dan informasi dan terkoneksi dengan AWR di Kementerian Pertanian. Sehingga jika Mentan ingin lihat data di BPP Tanah Mea, beliau tinggal klik dan tinggal lihat apa saja datanya. 

"Namun, penyuluhan di BPP Kostratani juga harus giat karena BPP harus menjadi pusat gerakan pembangunan pertanian, baik program dinas maupun program Kementan," katanya.

Menurutnya, program-program utama Kementan antara lain Pengembangan Komando Strategi Pembangunan Pertanian Tingkat Kecamatan  (Kostratani), Fasilitasi Pembiayaan, Infrastruktur, dan Alsintan (KUR, dll), Peningkatan Produksi Tanamam Pangan Melalui Pengembangan Kawasan Berbasis Korporasi (Propaktani), Pengembangan Kawasan Hortikultura (Sayuran, Tanaman Obat, Buah-buahan dan Porkutura) Berdaya Saing (Gedor Horti), dan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas, Produksi, dan Daya Saing Perkebunan (Grasida), dan lainnya.

Bustanul juga menambahkan, Tujuan Pembangunan Pertanian tahun 2020 adalah menyediakan pangan untuk 267 juta jiwa masyarakat Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, dan terakhir meningkatkan ekspor.

“Karenanya, dibutuhkan produktivitas, kualitas, dan kontinuitas  dalam pertanian. Dan untuk mendukung 3 hal itu, kita harus membangun infrastruktur dan juga SDM, khususnya SDM yang profesional, berdaya saing, serta berwirausaha. Dan itu menjadi bagian dari peran BPP Kostratani,” terangnya.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Donggala, Hary Soetjahyo berharap kehadiran rombongan Kementan bisa menambah semangat petani dan penyuluh di Donggala, khususnya di BPP Tanah Mea.

“Kita berterima kasih ke Kementan karena Donggala melalui BPP Tanah Mea dipercaya menjadi Model BPP Kostratani di Sulawesi Tengah. Ananah ini kita terima dan akan kita kembangkan sesuai tujuan. Di Donggala total ada 15 BPP di 16 kecamatan,” terangnya. 

Kadis Hary Soetjahyo menambahkan, BPP Tanah Mea terdiri dari 19 desa, dengan potensi lahan sawah seluas 963 hektare. 

“Namun tenaga penyuluh hanya 16, masih kurang. Penyuluh masih banyak tenaga honor daerah dan itu merupakan bentuk dukungan Pak Bupati. Makanya kehadiran Kapus Kementan kita harapkan bisa menjadi semangat buat kita dan bisa membenahi diri,” tuturnya.

Menurutnya, meski masih terdapat banyak kekurangan, BPP di Donggala masih eksis. Para penyuluh pun terus melakukan pendampingan terhadap poktan. Selain itu,  tugas dan fungsi penyuluhan masih jalan.

Sementara ditempat terpisah Kepala BPPSDMP Kementan Dedi Nursyamsi, mengatakan penguatan Kostratani juga masuk dalam Program Kegiatan BPPSDMP.

“Program Kegiatan di BPPSDMP lainnya adalah penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial. Juga penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementan,” katanya.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan program-program utama Kementan bisa diwujudkan dengan dukungan penyuluh Kostratani.

"Karena penyuluhlah yang akan menyampaikan informasi ke petani. Oleh karena itu BPP Kostratani terus diperkuat karena BPP Kostratani adalah rumahnya penyuluh, dan dari sana juga petani bisa mendapatkan banyak informasi untuk meningkatkan produksi," tuturnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement