REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaian besar nelayan dan petani di Indonesia tak lama lagi akan segera menikmati akses energi bersih guna menunjang aktivitas perekonomian mereka melalui pemanfaatan konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG).
Pasalnya, Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan Sasaran dan Petani Sasaran Tahun Anggaran 2020 telah diteken Selasa (4/8) pagi ini. Penandatangan tersebut disaksikan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Ego Syahrial.
"Ini program yang sangat mulia karena membantu saudara-saudara kita meningkatkan taraf perekonomian mereka. Salah satu program yang betul-betul menyentuh masyarakat, sesuai dengan amanat Presiden di era pandemi," kata Ego, Kamis (6/8).
Total anggaran, sambung Ego, dari program ini mencapai Rp 290 miliar yang akan didistribusikan sebanyak 25 ribu paket konkit untuk nelayan sasaran di 17 provinsi, 42 kabupaten/kota dengan pagu anggaran Rp 210,5 miliar. Ke-17 provinsi tersebut adalah Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah.
Sedangkan paket konkit untuk petani sasaran akan dibagikan sebanyak 10 ribu paket di enam provinsi, 24 kabupaten/kota dengan pagu anggaran Rp 79,5 miliar. "Jumlah tersebut merupakan paralel dari hasil Rapat Kerja Menteri ESDM dengan Komisi VII DPR pada Juni 2020 lalu, di mana disepakati dilakukan refocusing anggaran dan Kementerian ESDM diminta menjalankan program pendistribusian konverter kit (konkit) untuk nelayan dan petani sasaran," kata Ego.
Ego menekankan semua pihak untuk tetap menjaga prinsip integritas dalam menjalankan program tersebut, mengingat program ini berdampak langsung kepada masyarakat yang kurang mampu. "Saya minta Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan seluruh pihak agar betul-betul menjaga pelaksanaan program ini karena uangnya dari rakyat (APBN) dan akan digunakan untuk rakyat. Dalam proses bertata negara, kita juga diaudit oleh banyak instansi seperti BPK dan BPKP. Demikian juga Pertamina dalam melaksanakannya, tentu harus prudent. Program ini harus kita amankan," tegas Ego Syahrial
Ego optimistis pelaksanaan pembagian program konversi BBM ke BBG akan berjalan lancar kendati perekonomian nasional sedang lesu akibat pandemi Covid-19. "Kita diminta untuk dapat menjalankan program pendistribusian konkit nelayan dan petani sasaran dalam waktu yang sangat sempit yaitu kurang lebih 4 bulan. Dengan segala tahapan yang telah dilakukan bersama oleh Ditjen Migas dan PT Pertamina (Persero), tahap persiapan pelaksanaan telah dapat dilalui bersama sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal itu memberikan optimisme bagi pimpinan Kementerian ESDM dan PT Pertamina (Persero) dapat menyelesaikan seluruh kegiatan pendistribusian konkit nelayan dan petani sasaran sesuai jadwal," papar Ego.