Kamis 06 Aug 2020 19:01 WIB

Tokoh Islam India: Jika Saling Menghormati, tak Ada Konflik

PM India meletakkan batu pertama di bekas masjid Babri.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Tokoh Islam India: Jika Saling Menghormati, tak Ada Konflik. Foto:  Masa Hindu Karsevak di Ayodhya India pada 1992 terindikasi memnghancurkan masjid Babri dengan bom.
Foto: Youtube.com
Tokoh Islam India: Jika Saling Menghormati, tak Ada Konflik. Foto: Masa Hindu Karsevak di Ayodhya India pada 1992 terindikasi memnghancurkan masjid Babri dengan bom.

REPUBLIKA.CO.ID, AYODHYA -- Iqbal Ansari salah seorang tokoh Muslim di India yang mengajukan gugatan rentang pendirian kuil di lokasi Masjid Babri yang bersejarah. Sejatinya, Ansari meneruskan perjuangan ayahnya yakni Hashim Ansari yang selama hidupnya berupaya mengajukan gugatan memperjuangkan masjid Babri.

Namun demikian, pada Rabu (5/8) ketika PM Narendra Modi meletakan batu pertama pendirian kuil di lokasi itu -menyusul keputusan Mahkamah Agung India- Iqbal Ansari turut berpartisipasi menghadiri acara itu. Iqbal pun mempunyai sikap berbeda tentang kuil hindu yang kini didirikan di lokasi Masjid Babri. Ia pun menjelaskannya dalam sebuah sesi tanya jawab dengan Times of India.

Baca Juga

Dalam wawancara itu, Ansari menjelaskan bahwa ayahnya berjuang untuk Masjid Babri. Namun setelah ayahnya meninggal, Iqbal Ansari meneruskan perjuangan ayahnya sebagai penggugat. "Kami berjuang dalam pertarungan hukum, setelah keputusan Mahkamah Agung, tugas kita adalah menerima putusan itu. Saya datang ke ram janmabhoomi untuk mengirimkan pesan bahwa Muslim tak menentang kuil ram," kata Iqbal Ansari seperti dilansir Times of India pada Kamis (6/8).

Ansari pun mengatakan umat muslim dan umat Hindu akan tetap bersama sebagai saudara. "Putusan Mahkamah Agung dengan jelas menyatakan bahwa umat Islam tidak membongkar candi untuk membangun masjid. Saudara-saudara Hindu bersama kita dan kita bersama mereka," katanya.

Ansari mengakui dirinya sempat saling sapa dengan Perdana Menteri Narendra Modi saat peletakan batu untuk pendirian kuil.

"Saya ingin memberikan salinan ramcharitmanas tetapi karena pencegahan Covid-19 dia tidak menerima hadiah, kami bertukar salam.  Mayoritas hindu sangat toleran, Ram adalah keyakinan mereka dan bila kita menghormati keyakinan mereka tidak akan ada konflik antar kedua komunitas setelah kuil itu berdiri," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement