Kamis 06 Aug 2020 19:47 WIB

Bill Gates Minta AS Bantu Negara Miskin Akses Vaksin Covid

Pakar kesehatan khawatir negara-negara kaya memonopoli pasokan vaksin Covid-19

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Bill Gates
Foto: EPA
Bill Gates

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Para pakar kesehatan di seluruh dunia sebelumnya telah menyuarakan keprihatinan negara-negara kaya dapat memonopoli pasokan vaksin Covid-19. Menjawab keresahan itu pendiri Microsoft, Bill Gates, telah meminta anggota parlemen Amerika Serikat (AS) untuk membantu negara-negara kurang berkembang mendapatkan vaksin.

Gates mendorong legislator untuk mempertimbangkan menambahkan 8 miliar dolar AS ke dalam anggaran bantuan ekonomi yang saat ini sedang dibahas oleh anggota parlemen. Uang tersebut akan membantu negara lain mendapatkan vaksin dan menghentikan wabah.

Baca Juga

"Kami berusaha memastikan kami dapat mengakhirinya (wabah Covid-19) tidak hanya di negara-negara kaya," kata Gates dalam wawancara dengan Bloomberg News.

Yayasan Gates telah menjanjikan lebih dari 350 juta dolar AS untuk penelitian tentang penyakit menular. Namun, penyediaan vaksin perlu bantuan dari negara-negara maju dan kaya untuk membantu ketersedian negara-negara lebih miskin.

Pria berusia 64 tahun itu berharap vaksin virus corona sudah siap pada awal 2021. Meski dia mencatat bahwa vaksin itu tidak akan ideal untuk mencegah penyebaran penyakit dan mungkin tidak berdurasi lama.

Pada saat yang sama, Gates menyuarakan optimisme bahwa inovasi di bidang diagnostik, terapeutik, dan vaksin akan membawa dunia keluar dari krisis virus corona pada akhir tahun depan. "Akhir sebenarnya datang ketika antara infeksi alami dan vaksin kita memiliki kekebalan," katanya.

Sejumlah vaksin virus corona sedang dikembangkan di seluruh dunia dan sejumlah negara, termasuk Inggris, Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat. Mengingat fakta bahwa vaksin akan memungkinkan negara-negara untuk membuka kembali ekonomi sepenuhnya, ada kekhawatiran di antara para ahli kesehatan bahwa negara-negara kaya dapat memonopoli pasokan.

Kondisi tersebut menimbulkan spekulasi kalau akan membuat negara-negara miskin melakukan perjuangan sendirian melawan penyakit tersebut. Ada juga kekhawatiran bahwa mungkin tidak tersedia cukup vaksin untuk semua orang. Alasan itu membuat Gates dan yayasannya mendanai beberapa perusahaan di seluruh dunia untuk mengembangkan terapi dan vaksin untuk SARS-CoV-2. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement