REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT — Lebanon menerima bantuan medis berupa empat rumah sakit lapangan dari Qatar, Iran, dan Yordania pada Rabu (6/8) pasca-ledakan di area pelabuhan Ibu Kota Beirut, yang membuat lebih dari 113 korban meninggal dan 4.000 lainnya terluka.
Dilaporkan oleh Anadolu Agency, Qatar mengirim dua rumah sakit lapangan dengan kapasitas masing-masing 500 tempat tidur. Sementara itu, Irak dan Yordania masing-masing mengirimkan satu rumah sakit lapangan.
Sebuah pesawat Angkatan Udara Amiri yang membawa dua rumah sakit lapangan dan perlengkapan medis lainnya mencapai Bandara Internasional Rafic Hariri di Beirut yang tiba dari Qatar pada Rabu (5/8). Selain itu, atas instruksi Raja Abdullah, sebuah rumah sakit lapangan termasuk berbagai perlengkapan medis dan personel yang diperlukan tiba di Lebanon untuk memberikan bantuan pada para korban dalam insiden ledakan.
Sementara itu, media massa di Lebanon melaporkan bahwa pasokan minyak diberikan sebagai bantuan pada negara itu secara terus berlanjut hingga kondisi pulih akibat peristiwa tersebut. Menteri Perminyakan Irak memberi tahu Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab bahwa Baghdad akan memberikan bantuan bahan bakar.
Media Lebanon juga melaporkan bahwa pengiriman gandum akan tiba pada Jumat (7/8) besok dari Irak, menyusul kurangnya bahan pangan untuk konsumsi orang-orang di Beirut. Prancis juga nampaknya mengirim bantuan dan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo memberi tahu mantan perdana menteri Saad Hariri bahwa Washington akan mengirimkan bantuan darurat.
Lebanon saat ini mengalami krisis ekonomi dan politik yang parah, dan dikhawatirkan tidak akan pernah pulih dari akibat ledakan tanpa dukungan internasional.