REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Turki mengirim bantuan ke Lebanon menyusul ledakan mematikan di Pelabuhan Beirut, yang menewaskan sedikitnya 135 orang dan melukai sekitar 5.000 lainnya.
Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengungkapkan dirinya berbicara via telepon dengan sejawatnya dari Lebanon Hamad Hassan bahwa Turki akan mengirimkan bantuan medis dan kemanusiaan ke Lebanon atas koordinasi Badan Penanggulangan Bencana dan Keadaan Darurat (AFAD).
Koca juga menggarisbawahi bahwa tim Turki yang terdiri dari 20 dokter telah diberangkatkan ke Lebanon pada Rabu untuk melakukan perawatan bagi mereka yang terluka dalam insiden tersebut.
Di sisi lain, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Mehmet Nuri Ersoy mengatakan di Twitter bahwa Turki telah "mengambil tindakan untuk menyembuhkan luka Lebanon" atas instruksi Presiden Recep Tayyip Erdogan.
"Turki mengulurkan tangan bantuan kepada Lebanon, yang kehilangan sebagian besar penyimpanan gandum akibat ledakan di Beirut. TIKA [Badan Kerjasama dan Koordinasi Turki] akan mengirimkan sekitar 400 ton gandum kepada Lebanon," kata Ersoy.
TIKA juga akan mengirimkan gandum ke pihak berwenang Lebanon dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hami Aksoy mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa Presiden Erdogan memerintahkan untuk mengirim tim pencarian dan penyelamatan dan tenaga medis darurat ke wilayah tersebut melalui badan-badan kesehatan dan manajemen bencana Turki, seperti Bulan Sabit Merah Turki.
Rencananya Turki juga akan membangun rumah sakit lapangan, serta penyediaan bantuan kemanusiaan termasuk obat-obatan dan persediaan medis, ungkap pejabat Turki.
Beirut dan sekitarnya sekitarnya pada Selasa diguncang ledakan besar yang disebabkan oleh api di sebuah gudang yang berisi bahan peledak di Pelabuhan Beirut.
Lebih dari 300.000 orang kehilangan tempat tinggal dengan kerusakan yang diperkirakan menelan biaya lebih dari USD3-5 miliar. Presiden Lebanon juga berjanji akan menggelar penyelidikan transparan dan menyatakan tiga hari berkabung.