REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sentimen positif pasar global atas perkembangan pembuatan vaksin Covid-19, berhasil mendongkrak harga minyak dunia selama bulan Juli 2020. Berdasarkan perhitungan Formula Indonesian Crude Price (ICP), rata-rata ICP minyak mentah Indonesia pada Juli 2020 mencapai 40,64 dolar AS per barel atau naik sebesar 3,96 dolar AS per barel dari 36,68 dolar AS per barel pada bulan sebelumnya.
Penetapan ICP Juli 2020 ini tercantum dalam Kepmen ESDM Nomor 147 K/12/MEM/2020 yang ditandatangani Menteri ESDM Arifin Tasrif tanggal 5 Agustus 2020. Peningkatan harga juga dialami ICP SLC yang mencapai 42,23 dolar AS per barel, naik 3,19 dolar AS per barel dari 39,04 dolar AS per barel pada Juni 2020.
Selain respons positif pasar atas perkembangan pembuatan vaksin Covid-19, faktor lain yang mendukung peningkatan harga minyak adalah pulihnya aktivitas ekonomi di beberapa negara akibat pelonggaran lockdown dan adanya stimulus ekonomi di Eropa.
"IEA (International Energy Agency) melalui laporan bulan Juli 2020, menyampaikan pasokan minyak mentah global di bulan Juni 2020 turun sebesar 2,4 juta bopd menjadi 86,9 juta bopd yang merupakan level terendah dalam sembilan tahun terakhir. Penurunan ini antara lain disebabkan oleh tingkat kepatuhan OPEC Plus yang mencapai 108 persen serta penurunan produksi dari AS dan Kanada," demikian dikemukakan Tim Harga Minyak Indonesia.
Faktor lainnya adalah OPEC melalui laporan bulan Juli yang memproyeksi kenaikan permintaan minyak mentah global tahun 2020 sebesar 90,72 juta bopd, naik 0,13 juta bopd dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Selain itu, proyeksi produksi minyak mentah non-OPEC di tahun 2020 sebesar 61,80 juta bopd, turun 0,04 juta bopd dibandingkan proyeksi bulan sebelumnya. Produksi minyak mentah OPEC pada Juni 2020 turun sebesar 1,89 juta bopd menjadi sebesar 22,27 juta bopd dibandingkan produksi bulan sebelumnya.
Selain itu, Energy Information Administration (EIA) melaporkan penurunan stok minyak mentah dan gasoline AS pada bulan Juli 2020 dibandingkan Juni 2020. Stok minyak mentah AS turun sebesar 7,5 juta barel menjadi sebesar 526 juta barel. Stok produk gasoline AS turun sebesar 9,1 juta barel menjadi sebesar 247,4 juta barel.
"Dimulainya driving season di AS dan mulai pulihnya penerbangan domestik di beberapa negara sehingga meningkatkan permintaan produk minyak mentah," jelas Tim Harga.