REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Sebuah situs yang bertujuan memudahkan perkenalan atau pencarian jodoh untuk menikah bagi Muslim diluncurkan di Inggris. Situs bernama Marry Me Muslim mendorong pengguna bertemu secara virtual melalui situs mereka atau dalam grup.
Setelah membeli tiket, pengguna akan diminta melengkapi Profil Harian Acara singkat yang digunakan sebagai informasi pendukung dan dapat dirujuk kembali selama sesi tersebut. Selanjutnya, sesi perkenalan tersebut dijalankan melalui platform komunikasi video. Pada hari tersebut, sesi perkenalan dibagi menjadi dua bagian.
Sesi Kecocokan Grup diikuti oleh Pertemuan Perkenalan 1-2-1 di mana calon yang cocok akan ditempatkan di ruang pribadi pada waktu yang mereka tunjuk. Hal ini memberi mereka kesempatan untuk berbicara satu sama lain dan melihat apakah mereka cocok.
Jika mereka merasakan sebuah kecocokan dan ingin melanjutkannya, mereka kemudian didorong untuk saling memberi perincian tentang pribadinya sebelum pertemuan berakhir. Furqan Aziz dari MarryMeMuslim.com mengatakan, format yang digunakan berada di antara acara pernikahan tradisional Muslim yang biasanya diadakan di masjid-masjid setempat. Menurutnya, lebih banyak acara perkenalan kilat non-tradisional yang akan ditemukan secara luas.
"Dari penelitian yang kami lakukan, tidak ada format median untuk Muslim lajang profesional muda saat ini. Acara perkenalan kilat difokuskan pada perkenalan santai, sedangkan acara masjid-masjid setempat bisa jadi terlalu formal dan mungkin mengintimidasi bagi mereka yang menganggap diri mereka Muslim yang 'kurang taat'," kata Aziz, dilansir di Asian Image, Jumat (7/8).
Furqan mengatakan, total 52 peserta dapat mengikuti setiap acara. Menurutnya, situs mereka diluncurkan pekan lalu dan sejauh ini tanggapannya luar biasa. Bahkan, mereka harus menghentikan penjualan tiket setelah beberapa hari pertama lantaran melebihi kapasitas.
"Kami ingin memastikan kami dapat mengelola sesi perkenalan secara efektif dan tidak ingin berkompromi dengan pengalaman. Salah satu masjid terbesar di Inggris telah menyatakan minatnya mengadaptasi perangkat lunak tersebut agar bisa menjadi virtual dengan acara pernikahan mereka sendiri," ujarnya.
Situs ini bertujuan menarik semua kelompok. Mereka juga berencana memperkenalkan sebuah sistem penilaian kecocokan dalam waktu dekat. Aziz mengatakan, menemukan pasangan masa depan mungkin sulit dan banyak Muslim tidak yakin dengan jalan yang bisa mereka ambil untuk membantu pencarian jodoh mereka. Situs ini menurutnya dibuat lebih kompleks oleh situasi wabah virus corona.
"Jika Anda serius memikirkan tentang pernikahan, maka layanan yang kami tawarkan memberikan alternatif yang bagus untuk situs perjodohan Muslim yang lebih santai dan acara pernikahan tradisional secara langsung di masjid. Ini aman, rahasia, tetapi yang lebih penting adalah pengalaman yang menyenangkan dan tidak mengintimidasi," katanya.
Furqan memang menganggap cara perkenalan tradisional tidak serelevan dulu. Dari penelitian yang mereka lakukan, cara tradisional mencari jodoh tidak lagi bekerja seefektif sebelumnya, terutama dengan hancurnya struktur keluarga dan jaringan komunitas secara bertahap.
"Mereka masih memiliki tempat bagi keluarga yang lebih konservatif dan terhubung dengan baik, tetapi rata-rata pemuda Muslim di Inggris mungkin menganggap mereka tidak sesuai untuk kebutuhan mereka sendiri. Di sisi lain, individu mungkin menganggap alternatif penjodohan online terlalu santai," ujarnya.