Jumat 07 Aug 2020 19:25 WIB

NASA Manfaatkan Gerhana Bulan Total untuk Deteksi Alien

Menganalisa cahaya dari atmosfer planet lain mungkin bisa mendeteksi alien.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Fenomena bayangan bulan menutupi bagian tengah matahari atau gerhana matahari cincin terlihat dari teleskop C6-N di PP-IPTEK TMII, Jakarta, Kamis (26/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Fenomena bayangan bulan menutupi bagian tengah matahari atau gerhana matahari cincin terlihat dari teleskop C6-N di PP-IPTEK TMII, Jakarta, Kamis (26/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop ruang angkasa milik Badan Antariksa AS (NASA), Hubble memanfaatkan gerhana bulan total untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang suatu hari dapat digunakan guna mendeteksi alien atau kehidupan di dunia lain. Seperti yang dilaporkan, Bulan ternyata dapat digunakan sebagai semacam cermin yang memantulkan cahaya yang menyinari atmosfer Bumi.

Dengan menganalisis panjang gelombang cahaya yang datang melalui atmosfer Bumi dan memantul dari permukaan Bulan, para peneliti dapat mendeteksi keberadaan ozon di atmosfer Bumi. Selama ini sudah diketahui bahwa ozon mengelilingi planet manusia, tetapi pengamatan yang dilakukan adalah semacam eksperimen.

Baca Juga

Idenya adalah bahwa dengan menganalisis cahaya yang datang melalui atmosfer planet ekstrasurya (exoplanet) yang jauh, mungkin dunia terbaru yang dapat dihuni atau mendukung kehidupan dapat ditemukan. Eksperimen ini bekerja dengan baik, meskipun ada tantangan untuk mengukur pantulan cahaya dari Bulan yang memiliki warna yang tidak merata.

Dengan bukti Hubble dapat mendeteksi keberadaan ozon di sekitar Bumi tanpa melihatnya menunjukkan janji untuk lebih banyak teleskop bertenaga tinggi yang akan ditugaskan untuk memeriksa exoplanet. Para astronom  menggunakan Bulan sebagai cermin untuk memantulkan sinar matahari, yang telah melewati atmosfer Bumi, dan kemudian dipantulkan kembali ke Hubble.

Hubble telah digunakan untuk pengamatan gerhana, di mana mereproduksi kondisi teleskop masa depan akan mengukur atmosfer planet ekstrasurya yang transit. Atmosfer ini mungkin mengandung bahan kimia yang menarik untuk astrobiologi, studi tentang pencarian kehidupan.

Para astronom telah menggunakan teleskop untuk memeriksa atmosfer beberapa exoplanet, tetapi target dari pekerjaan itu biasanya adalah raksasa gas besar yang lebih mudah dianalisis. Dunia berbatu seperti Bumi jauh lebih kecil, sehingga jauh lebih menantang untuk mendeteksi cahaya yang bersinar melalui atmosfernya.

Karena susunan atmosfer Bumi adalah hasil planet yang tercakup dalam kehidupan tumbuhan, pengamatan terhadap exoplanet di masa mendatang dapat mengungkapkan hal yang sama tentang dunia yang jauh. Jika berharap menemukan kehidupan di luar tata surya, tentunya planet mana yang memiliki peluang terbaik untuk mendukung kehidupan adalah yang perlu diketahui dan ditemukan.

Teknik tersebut mungkin cara terbaik untuk melakukan itu dan ini akan membantu ilmuwan mempersempit kandidat untuk misi ruang angkasa akhir di luar sistem kita sendiri, saat mencapai tingkat kekuatan teknologi tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement