REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Enam mitra Sistem Pengadaan barang dan jasa di Sekolah (SIPLah) siap merangkul dan membina koperasi serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bisa memasarkan produk-produk mereka secara daring.
Keenam mitra SIPLah tersebut, Blanja.com, Blibli.com, TokoLadang, PT Eureka BookHouse, PesonaEdu, dan Inti semuanya berkomitmen untuk membesarkan koperasi dan UMKM lewat kemitraan mereka dengan SIPLah.
Hal tersebut disampaikan keenam mitra tersebut pada acara Sosialisasi Sistem Pengadaan Barang dan Jasa di Sekolah (SIPLah) yang digelar di salah satu hotel di kawasan Bogor.
Acara sosialisasi yang berlangsung sejak hari Senin 3 Agustus dan berakhir hari ini Kamis 6 Agustus, melibatkan 60 narasumber, belasan ribu peserta via aplikasi konferensi video Zoom serta belasan ribu orang yang menonton secara langsung acara sosialisasi tersebut lewat situs berbagi video Youtube.
"Kami akan mulai melakukan sosialisasi, mengedukasi serta membina koperasi dan UMKM-UMKM di daerah-daerah agar mau bergabung dengan market place yang sudah menjadi mitra SIPLah agar mereka bisa memasarkan produk khususnya dalam hal pengadaan barang dan jasa di sekolah," ujar Aditya Akbar Putra Pradana selaku staf divisi bisnis TokoLadang, Kamis 6 Agustus 2020 di Bogor.
Langkah mitra SIPLah ini sangat sesuai dengan amanat dalam Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah bahwa salah satu tujuan pengadaan barang/jasa pemerintah adalah untuk meningkatkan peran serta UMKM. Bahkan presiden Jokowi dalam arahannya mendorong agar adanya 2 juta UMKM yang bisa 'Go Online' di tahun 2020.
Meskipun upaya untuk membina dan membesarkan UMKM telah dilakukan, namun diakui oleh mitra SIPLah bahwa masih ada beberapa kendala dalam merangkul UMKM agar mau bergabung dengan SIPLah.
Dia menyebutkan kendala yang paling utama terkait UMKM untuk bergabung di SIPLah mungkin dari sisi teknologi, UMKM ini kadang-kadang belum terlalu paham atas penggunaan gadget ataupun cara memposting produk di SIPLah. “Tapi sebenarnya untuk masalah tersebut ada solusi yaitu kita melakukan training ke pihak UMKM. Jadi kita bisa memberikan panduan-panduan ke mereka," ungkap Jan Sen Tjokro, vice president Corporate Sales Public Sector, Blibli.com.
Menurut data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), jumlah pelaku UMKM di Indonesia saat ini mencapai 56,54 juta unit atau 99,99 persen dari total pelaku usaha. Dengan kata lain, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok usaha yang jumlahnya paling besar di Indonesia.
Dari data tersebut dapat dipahami bahwa Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) punya peranan yang sangat penting bagi perekonomian di Indonesia. Selain itu, kelompok usaha ini juga dapat bertahan dalam berbagai gejolak ekonomi yang pernah dialami oleh Indonesia selama ini.