REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan lalu, video tutorial membuat teh dari seorang perempuan asal Amerika Serikat (AS) menjadi viral di internet. Video tersebut banyak diperbincangkan karena sang perempuan membuat teh dengan menggunakan microwave.
Untuk menyeduh teh, orang-orang biasanya akan merebus air terlebih dahulu di dalam ketel. Akan tetapi, perempuan dalam video TikTok tersebut memanaskan air putih dengan microwave untuk menyeduh teh.
Video tersebut memicu terjadinya perdebatan budaya. Sebagian orang menilai cara menyeduh teh yang dilakukan perempuan tersebut tidak tepat.
Berdasarkan studi terdahulu, menyeduh teh dengan menggunakan microwave juga ternyata kurang tepat. Alasannya, "merebus" air dengan microwave akan membuat panas pada air menjadi tidak merata. Distribusi panas yang tidak merata di pada microwave membuat bagian atas air menjadi lebih panas dibandingkan bagian bawahnya.
Akan tetapi, penggunaan microwave untuk menyeduh teh tak selamanya buruk. Kolom Food Explainer dalam Slate pada 2013 lalu mengungkapkan bahwa air panas yang dihasilkan microwave cukup ideal untuk menyeduh teh hijau. Akan tetapi, air panas ini tidak cocok bila digunakan untuk menyeduh teh hitam.
Di sisi lain, tim peneliti juga menemukan sebuah cara untuk membuat distribusi panas pada microwave jadi lebih merata. Tim peneliti menggunakan sebuah alat bernama waveguide.
"Sebuah alat yang mereka gunakan untuk membatasi transmisi gelombang elektromagnetik," jelas komunikator sains Allison Gasparini, seperti dilansir Forbes, Sabtu (8/8).
Waveguide ini berfungsi untuk melemahkan medan listrik yang ada di bagian atas wadah yang digunakan untuk merebus air di microwave. Dengan begitu, bagian atas wadah tidak akan menjadi panas sehingga panas pada air menjadi lebih merata.
Tanpa penggunaan waveguide, bagian atas dan bawah air yang dipanaskan melalui microwave akan memiliki perbedaan suhu sebesar 8 derajat Celcius. Akan tetapi, penggunaan waveguide dapat memperkecil perbedaan tersebut menjadi 0,5 derajat Celcius.