Sabtu 08 Aug 2020 05:51 WIB

Juventus Tersingkir dari Liga Champions, Buffon Pasang Badan

Kemenangan Juventus atas Lyon tak berarti karena tersingkir lewat aturan gol tandang.

Rep: Anggoro Pramudya/ Red: Israr Itah
Penyerang Olympique Lyon Memphis Depay merayakan golnya ke gawang Juventus. Walaupun kalah 1-2 pada leg kedua babak 16 besar, Lyon melaju ke perempat final lewat aturan gol tandang dengan agregat 2-2.
Foto: EPA-EFE/ALESSANDRO DI MARCO
Penyerang Olympique Lyon Memphis Depay merayakan golnya ke gawang Juventus. Walaupun kalah 1-2 pada leg kedua babak 16 besar, Lyon melaju ke perempat final lewat aturan gol tandang dengan agregat 2-2.

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Penjaga gawang gaek milik Juventus Gianluigi Buffon tak bermain saat timnya mengalahkan Olympique Lyon 2-1 pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions, Sabtu (8/8) dini hari WIB. Kemenangan Juventus tak berarti karena tetap tersingkir lewat aturan gol tandang. Sebab, Bianconeri takluk 0-1 pada leg pertama di kandang Lyon.

Walaupun tak bermain, Buffon hadir pada sesi konferensi pers. Ia mengaku mewakili rekan-rekannya yang tak bisa memberikan komentar pas di tengah kekecewaan. 

Baca Juga

"Saya pikir saya memiliki pengalaman untuk memahami bahwa pada saat ini beberapa pemain merasa sangat putus asa sehingga mereka tidak memiliki pernyataan yang tepat," ucap Buffon kepada awak media, dikutip Football Italia.

Perjalanan Juventus pada ajang kompetisi Luga Champions nyatanya tak semulus ketika mereka bermain di kompetisi domestik Italia, Serier A. Sebab, pil pahit kembali harus ditelan oleh tim asal Piedmonte, Turin, utara Italia itu.

Satu gol penalti Memphis Depay pada menit ke-12 menjadi krusial bagi Los Gones untuk mengamankan tiket lolos ke fase perempat final. Walau kalah, gol Depay berharga untuk menyingkirkan Juventus melalui aturan gol tandang. Dua gol Cristiano Ronaldo menjadi tak berguna.

"Saya pikir kami tersingkir kali ini karena kinerja leg pertama yang buruk dan bukan pertandingan yang kita saksikan malam ini," kata portiere berusia 42 tahun.

Dalam waktu satu dekade terakhir Juventus menjadi raksasa Italia. Nyonya Tua mengoleksi sembilan Scudetti beruntun, sebuah rekor di kompetisi papan atas Eropa.

Kegemilangan tim milik Andrea Agnelli itu membuat mereka kerap masuk dalam ajang kompetisi Liga Champions setiap tahunnya. Namun sayang, pencapaian tertinggi Juventus hanya dua kali mencapai final. 

"Kami jelas tak bisa melangkah sejauh yang kami inginkan, atau memprediksi jika kami akan berhasil. Ada banyak kekecewaan, karena setiap kali kami mengikuti kompetisi Liga Champions, kami bermimpi untuk mencapai tempat yang belum dapat kami capai," kata Buffon.

Mantan penjaga gawang Italia itu hingga kini belum pernah mengangkat trofi si Kuping Biru. Padahal Buffon sudah menjadi pemenang Piala Dunia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement