REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern meluncurkan kampanye untuk periode kedua. Ia berjanji fokus 'seperti laser' untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi yang terhantam pandemi virus corona.
Berdasarkan jajak pendapat, pejawat berusia 40 tahun itu memiliki kemungkinan menang sangat besar. Masyarakat internasional memuji kepemimpinan Ardern yang dianggap berhasil menanggulangi pandemi virus corona.
Sudah 99 hari sejak Selandia Baru mengumumkan penularan Covid-19 di dalam negeri, prestasi yang sangat jarang diraih negara di dunia yang tengah di dera pandemi. Negeri Kiwi juga telah membuka kembali aktivitas ekonomi setelah ditutup sepenuhnya demi memutus rantai penularan virus corona.
"Ketika orang-orang bertanya, ini pemilihan umum (pemilu) Covid, jawab saya, ya ini pemilu Covid," kata Ardern di depan pendukungnya di Auckland, Sabtu (8/8).
Kampanye ini diluncurkan Partai Buruh yang Ardern pimpin. Dalam pidato pertamanya, Ardern berjanji apabila partainya menang dalam pemilu 19 September mendatang ia akan membuat skema senilai 311 juta dolar Selandia Baru.
Skema ini bertujuan agar 40 ribu warga Negeri Kiwi dapat bekerja kembali. Dengan subsidi rata-rata sebesar 7.500 dolar hingga 22 ribu dolar maka pengusaha dapat mempekerjakan kembali karyawan mereka.
"Skema Flexi-wage (subsidi gaji karyawan) adalah kunci dalam rencana ekonomi kami dalam membantu pengusaha pulih dan menyediakan pekerjaan bagi mereka yang kehilangan pekerjaannya karena Covid," kata Ardern.
Dunia iri dengan Selandia Baru karena negara Pasifik itu berhasil menyingkirkan virus corona. Negeri Kiwi juga sukses membuka kembali aktivitas ekonomi saat negara lain masih kesulitan.
Data terbaru menunjukkan angka pengangguran yang dipicu Covid-19 tidak seburuk yang diperkirakan sebelumnya. Pengusaha yakin angka itu akan membaik karena respons pemerintah yang tepat dan cepat.
Ardern naik ke kursi kekuasaan dalam cara yang tak terduga. Ia menghadapi berbagai tragedi yang tidak pernah terjadi sebelumnya seperti penembakan massal di Christchurch, erupsi gunung paling mematikan di Selandia Baru, dan pandemi virus corona.
"Jika dulu Anda beritahu saya peluncuran kampanye kami pada tahun 2020 akan terjadi di tengah pandemi global dengan perbatasan yang ditutup, saya akan sangat sulit memahaminya," kata Ardern.
Ardern yang mulai berkuasa pada 2017 menjadi perdana menteri termuda Selandia Baru. Ia juga perempuan ketiga yang memimpin Negeri Kiwi.