REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Juventus harus mengakhiri kiprahnya di Liga Champions musim ini usai disingkirkan Lyon lewat ketentuan agresivitas gol tandang. Meski di leg kedua babak 16 besar, Sabtu (8/8) dini hari WIB, Juventus mampu menang 2-1, tapi Lyon tercatat mampu mencetak gol ke gawang Juventus di laga kandang Si Nyonya Tua tersebut. Sementara I Bianconeri gagal mencetak gol kala dibekap Lyon, 0-1, di laga leg pertama, Februari silam.
Hasil ini menjadi hasil terburuk Juventus di pentas Liga Champions dalam empat musim terakhir. I Bianconeri mengulangi capaian di Liga Champions pada musim 2015/2016. Atas capaian ini, Presiden Juventus, Andrea Agnelli, pun mengaku akan melakukan evaluasi besar-besaran, baik dari kompoosisi pemain di skuat Juvnentus ataupun perubahan di aspek staff pelatih.
''Tersingkir seperti ini di Liga Champions benar-benar mengecewakan. Saya sempat mengungkapkan beberapa tahun lalu, buat Juventus, trofi Liga Champions seperti sebuah mimpi. Namun, saat ini, saya tegaskan, itu menjadi target kami. Akan ada analisis dan evaluasi yang komplet tentang ini dan harus dilakukan dengan para staff dan jajaran manajemen. Kami harus bisa menemukan kembali antuasiasmen dan mempertahakan rasa lapar akan kemenangan pada musim depan,'' tutur Agnelli kepada Sky Italia, Sabtu (8/8).
Kendari begitu, Agnelli enggan menegaskan sikapnya terkait kelanjutan kiprah pelatih Maurizio Sarri. Menurutnya, sangat tidak adil apabila kinerja seorang pelatih dinilai hanya dari satu laga. Ditunjuk menggantikan Massimiliano Allegri pada awal musim ini, Sarri memang diharapkan bisa meningkatkan performa Juventus, termasuk dengan menyuntikan gaya baru terhadapa permainan I Bianconeri di atas lapanga.
Terlepas dari kegagalan di Liga Champions musim ini, Agnelli menyoroti keberhasilan Si Nyonya Tua merengkuh Scudetto 2019/2020, yang menjadi Scudetto kesembilan Juventus secara beruntun. Di titik inilah, Agnelli masih mempertimbangkan untuk mempertahankan mantan pelatih Chelsea tersebut.
''Saat Anda melakukan begitu banyak pergantian dalam esebuah tim, maka selalu ada kesulitan yang muncul. Namun, kami terbukti masih mampu merai sembilan Scudetto secara beruntun, prestasi yang mungkin tidak akan terulang lagi dalam 100 tahun terakhir. Seperti saya katakan, hasil di satu pertandingan tidak bis memutuskan nasib pelatih. tapi capaian selama satu musim. Itu yang harus menjadi pertimbangan,'' tutur sosok yang juga menjabat sebagai Presiden Asossias Klub Eropa tersebut.
Agnelli juga membantah soal retaknya hubungan dengan Cristiano Ronaldo. Sebelumnya, seperti dilansir France Football, bintang asal Portugal itu dikabarkan mulai tidak kerasan di Juventus dan berharap berganti klub pada musim depan. PSG menjadi salah satu klub yang berminat menampung peraih lima gelar Ballon d'Or tersebut.
''Rumor itu hanya trik dari media. Saya sepenuhnya yakin, dia akan tetap bertahan di klub ini. Saya bisa tegaskan, Ronaldo masih menjadi pilar penting buat tim ini pada masa mendatan,'' ujar Agnelli.