REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Facebook telah menghapus setidaknya 30 akun di jejaring sosial tersebut, yang diduga menyamar sebagai warga Afrika-Amerika dan memberikan dukungan terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Diantara akun tersebut bernama ‘BlackPeopleVoteForTrump’ dan ‘We Love Our President’.
Dalam keterangan, kepala kebijakan keamanan Facebook, Nathaniel Gleicher mengatakan belum ada bukti jelas yang ditemukan dari motivasi finansial terkait akun-akun palsu tersebut. Selain di Facebook, juga ada akun Instagram yang memiliki jenis serupa.
Secara keseluruhan, perusahaan jejaring sosial tersebut menghapus 35 akun Facebook dan 88 akun Instagram. Sebelumnya, lebih dari 300 akun palsu yang ditautkan ke media The Epoch Times dihapus, karena diduga mendorong disinformasi tentang kampanye Trump dan pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) yang terjadi saat ini.
“Akun-akun itu juga mengunggah tentang aksi protes di AS yang sedang berlangsung dan teori konspirasi tentang siapa yang ada di belakang peristiwa ini,” ujar Gleicher, dilansir Business Insider, Sabtu (8/8).
Akun-akun palsu tersebut juga terkait dengan media digital bernama Truth Media, yang diduga digunakan oleh The Epoch Times. Meski demikian, hal ini dibantah oleh Stephen Gregory, penerbit edisi bahasa Inggris The Epoch Times yang mengatakan kepada NBC bahwa medianya tidak terkait dengan Truth Media.
Ini bukan pertama kalinya Facebook menghadapi The Epoch Times. Pada tahun lalu, perusahaan itu menghapus lebih dari 700 akun palsu di jejaring sosial yang mengunggah cerita yang diterbitkan oleh outlet berita tersebut dan melarangnya iklan terkait media.