REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Sekda Kabupaten Gianyar memimpin pelepasan 10.000 tukik pada kegiatan Bali Resik Sampah Plastik dan Pelepasan Tukik di Pantai Saba Gianyar, Desa Saba Kecamatan Blahbatuh Gianyar, Sabtu (8/8).
"Pada kegiatan ini kita melakukan pemungutan sampah plastik di sepanjang Pantai Saba, yang diikuti oleh pegawai di Lingkungan Pemkab Gianyar, komunitas pecinta lingkungan hidup, siswa dan masyarakat," kata Sekda Gianyar Made Wisnu Wijaya seperti dikutip dari siaran pers Diskominfo, Sabtu (8/8).
"Kegiatan resik atau bersih-bersih ini sudah rutin dilakukan untuk menjaga kebersihan pantai dari timbunan sampah plastik," ujar dia.
Ia mengatakan habitat penyu ini semakin berkurang. Hal ini tentu harus ada gerakan masif terkait dengan pelestarian penyu.
"Bagaimanapun penyu termasuk binatang yang dilindungi oleh pemerintah, tentu ini menjadi apresiasi kita, pemerintah, ada seperti yayasan yang peduli terhadap pelestarian penyu harus kita apresiasi,” kata Wisnu Wijaya.
Dia mengatakan mudah-mudahan ke depan menjadikan motivasi bagi yayasan lain yang berkecimpung di bidang pelestarian lingkungan. Pemerintah akan dorong terus, pemerintah akan semaksimal mungkin untuk bisa memfasilitasi ataupun memberikan bantuan.
Dalam kegiatan pelepasliaran tukik, pemerintah membantu dengan cara membeli tukik dari penangkaran untuk kemudian dilepasliarkan ke laut lepas. Dalam acara itu hadir pula Kapolres Gianyar AKBP I Dewa Made Adnyana, Komisi IV DPR I Nyoman Parta, Plt. Kadis DLH Wayan Kujus Pawitra, wakil dari Kementerian KKP, kementerian Lingkungan Hidup RI dan beberapa komunitas pecinta lingkungan hidup di Bali.
Ketua panitia kegiatan I Made Kikik sekaligus Ketua Kelompok Penangkaran Penyu Saba Asri mengatakan, kegiatan pelepasliaran tukik Saba Asri 2020 adalah untuk mengkampanyekan pentingnya konservasi alam bagi kelangsungan hidup penyu sekaligus juga dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional yang jatuh pada tanggal 10 Agustus 2020.
Di samping itu, menurut Made Kikik, kegiatan ini juga ingin lebih memperkenalkan Eko Wisata Saba Asri ke masyarakat umum sebagai salah satu tempat konservasi penyu di Bali dan satu-satunya di Kabupaten Gianyar. Pelepasliaran tukik biasanya bekerja sama dengan beberapa komunitas pecinta lingkungan atau wisatawan yang berkunjung ke konservasi.
Namun, pelepasliaran dalam jumlah yang cukup besar mencapai 10 ribu ekor baru pertama kali ini dilakukan. Kegiatan ini bekerja sama dengan Pemkab Gianyar dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup dan Indonesia Power.
“Pelepasliaran tukik dalam jumlah yang cukup besar baru pertama kali kami lakukan. Tukik yang kami lepas hari ini adalah jenis penyu lekang yang memang cocok untuk pantai yang berpasir hitam,” ujarnya.
Made Kikik menambahkan perkembangan jumlah tukik yang menetas di penangkaran Eko Wisata Saba Asri setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Sejak awal tahun hingga awal Agustus 2020 jumlah tukik yang berhasil ditetaskan sebanyak 10.835 ekor.